Mohon tunggu...
PPI Tiongkok
PPI Tiongkok Mohon Tunggu... Lainnya - Berdaya-Berkarya-Bersama

PPI Tiongkok merupakan organisasi mahasiswa, sebuah wadah skala nasional yang menaungi berbagai organisasi pelajar Indonesia di seluruh Tiongkok dengan tujuan untuk mempermudah mahasiswa Indonesia bertukar pikiran secara aktif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

In Depth Talks: Empowering Millennials in Contributing to Indonesia's Growth

10 November 2020   17:52 Diperbarui: 10 November 2020   18:05 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Michael Cleavant Andreas (Chinese University of Hong Kong, Shenzhen) dan Regina Surya (Chinese University of Hong Kong, Hong Kong)

Editor: Alice Pricillya

In Depth Talks pada tanggal 31 Oktober 2020 merupakan acara pamungkas dari empat hari rangkaian kegiatan talkshow yang bertema Kebangsaan dan Anak Muda. Hari terakhir tersebut memiliki sub-tema berjudul "Empowering Millennials in Contributing to Indonesia's Growth". Acara hari ke-empat dimeriahkan oleh beberapa narasumber yang sudah dipercaya di bidangnya, antara lain: Kaesang Pangarep, Lisa Widodo, Arief Rosyid, Erika Richardo, Eva Alicia, Faye Simanjuntak, Anggiasari Puji, serta music performance dari Biru Baru dan Claudia Emmanuela.

Sesi pertama dalam rangkaian hari ke-empat dimulai oleh Kaesang Pangarep selaku pro player Mobile Legend -- judul yang ia minta, katanya ini adalah sebuah teknik marketing untuk memperluas target market bisnis-bisnisnya. Kaesang membicarakan tentang salah satu bisnisnya yaitu Sang Pisang. Ia menceritakan bahwa asal muasal munculnya ide untuk membuat pisang nugget datang dari melihat penjual pisang goreng. Menurut Kaesang, Indonesia masih memiliki banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan ide dan kesempatan dengan cara ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Dalam sesi pertama ini, Kaesang juga membicarakan tentang industri gaming di Indonesia, bisnis lain yang ia miliki seperti PT. Harapan Bangsa Kita (HEBAT), Saham Rakyat, dan proyek membuat bursa efek lokal untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) supaya mereka bisa menjual saham mereka. Salah satu tips dari Kaesang untuk millennials yang ingin membangun startup dengan modal rendah adalah memulai dari menjadi reseller atau drop-shipper untuk produk-produk yang sedang ramai, dan juga untuk membangun personal branding yang konsisten di media sosial. 

Dilanjut ke sesi selanjutnya oleh Ibu Lisa Widodo selaku Executive Vice President of Operation Blibli.com. Dalam sesi ini, Ibu Lisa Widodo lebih banyak menyinggung soal pandangannya terhadap kondisi UMKM di kalangan milenial. Di saat pandemi seperti ini, berdasarkan statistik oleh Blibli.com, proporsi seller millennial di environment Blibli.com meningkat menjadi 55%. Blibli.com juga turut ikut serta dalam mengembangkan para penggiat UMKM dengan menyediakan pelatihan-pelatihan agar mereka bisa bertahan dalam situasi seperti ini. Salah satu tips survival yang diberikan Ibu Lisa agar usaha-usaha bisa tetap kompetitif adalah untuk melakukan diversifikasi produk dan memanfaatkan era digital dengan menggunakan media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Tak hanya itu, Ibu Lisa juga yakin bahwa anak-anak generasi milenial saat ini masih bisa berkembang dan memulai usaha, tetapi usaha mereka harus dilengkapi oleh pemikiran "believe in your products dan understanding your customer's needs."

Sesi ketiga dilanjutkan oleh kehadiran Pak Arief Rosyid selaku Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri. Dalam kehadirannya, beliau memulai sesi dengan sebuah presentasi, mengajak para milenial untuk mulai memimpin karena kesempatan di zaman sekarang sudah semakin luas dan sudah saatnya memantaskan diri untuk memimpin. Beliau juga berharap para kaum milenial dapat menjadi manusia yang baik dan juga warga negara yang mempunyai banyak manfaat. Sesi beliau ditutup dengan mengatakan, "Saat ini merupakan waktu yang krusial untuk berakselerasi dan membawa perubahan." 

Di sesi selanjutnya, In Depth Talks mengundang tiga perempuan berusia 18 tahun yang telah berkontribusi kepada negara kami dalam berbagai bidang mereka masing masing. Erika Richardo founder dari @by.painters, Eva Alicia founder dari @shewearsgold.co, dan Faye Simanjuntak founder dari Rumah Faye adalah tiga sosok remaja yang mempunyai cerita yang dapat menginspirasi kaum remaja Indonesia. Faye membangun Rumah Faye sejak ia berusia 11 tahun, yang merupakan sebuah yayasan untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia dari perdagangan, kekerasan seksual, dan prostitusi anak. Ia juga menjadi salah satu peraih Forbes 30 Under 30 karena pekerjaannya sangat berdampak ke masa depan Indonesia. Erika Richardo memulai bisnis paint by numbers yang sukses sejak masa pandemi dan sekarang ia menjadi influencer terkenal di TikTok. Karena mempunyai alergi dengan bahan perhiasan yang biasa dijual, Eva Alicia memutuskan untuk memulai bisnis perhiasan emas untuk wanita. Brand perhiasan @shewearsgold.co Eva sangat sukses, dan sekarang dia tengah mengembangkan brand @hewearsgold, perhiasan untuk pria, bersama dengan kakaknya. Dalam sesi ini mereka juga membicarakan tentang bagaimana mengatur waktu, menghadapi haters, dan kesulitan yang mereka alami. Tiga perempuan independen ini mengatakan mereka ingin bekerja keras untuk membiayai diri sendiri, meraih cita-cita mereka, dan tidak ingin menjadi "beban suami" seperti yang orang-orang katakan tentang anak perempuan. 

Biru Baru membuka sesi selanjutnya, yaitu sesi music performance. Band pop ini dibentuk pada tahun 2018 oleh Talitha Belinda dan Goldan Tambayong, dan menyumbangkan tiga lagu untuk In Depth Talks yakni Indonesia Pusaka, Kapal Pesiar, dan Sejenak. Di bulan Agustus 2020, mereka baru saja merilis lagu Sejenak yang menceritakan tentang kehidupan di masa pandemi, diikuti dengan rilisnya Kapal Pesiar di bulan September. 

Sesi keenam dibawakan oleh Ibu Anggiasari Puji yang menjabat sebagai Staf Ahli MPR RI dan juga Co-Founder Mulaidarikita Indonesia. Mempunyai latar belakang disabilitas tidaklah menyurutkan harapan Ibu Anggiasari untuk mencapai kesuksesan. Menurutnya, dibekali oleh pola pikir yang benar merupakan modal awal yang penting karena jika kita dapat mengubah pola pikir kita, maka kita juga akan bisa mengubah pandangan masyarakat terhadap teman-teman disabilitas. Tak memandang latar belakang kita, beliau mengatakan bahwa suku atau ras apapun, agama apapun, mau normal, mau disabilitas, semuanya setara.

Sesi terakhir ditutup oleh Claudia Emmanuela Santoso, pemenang dari The Voice Germany 2019. Di sesi akhir, Claudia -- atau biasa akrab dipanggil Audi -- membahas soal pengalaman hidupnya mulai dari perjuangannya di Jerman hingga ia bisa memenangkan The Voice Germany. Tak hanya dikenal hebat dalam menyanyikan lagu berbahasa Inggris, tetapi ia juga sangat pawai dalam lagu berbahasa Indonesia. Dalam acara In Depth Talks kemarin, Audi membawakan lima buah lagu yaitu: Rayuan Pulau Kelapa, My Future (Billie Eilish), You Were Good To Me (Chelsea Cutler & Jeremy Zucker), Kangen (Dewa 19) dan terakhir Dynamite (BTS). 

Salam Perhimpunan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun