Mohon tunggu...
Powel Pakpahan
Powel Pakpahan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lika-liku Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

27 Desember 2021   01:02 Diperbarui: 27 Desember 2021   01:04 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 2020 seluruh dunia dihadapkan masalah yang tidak terduga yaitu adanya pandemi covid-19 yang memengaruhi semua aktivitas manusia. Termasuk Indonesia, sejak Indonesia resmi dinyatakan terkena pandemic covid-19 pada bulan maret 2020 maka seluruh kehidupan manusia tidak berjalan dengan normal atau dibatasi demi memutus rantai penyebaran covid-19 sampai saat ini di tahun 2021 indonesia masih dilanda wabah virus Covid-19. Hampir seluruh wilayah Indonesia terkena dampaknya. Covid-19 merupakan salah satu virus yang menyebabkan gangguan pada sistem pada pernapasan, infeksi pada paru-paru, hingga kematian. Hingga kini jumlah kasus penyebaran Covid-19 terus meningkat.

Terdapat beberapa sektor yang sangat terdampak salah satunya adalah sektor pendidikan. Di masa pandemi Covid-19 mempengaruhi berbagai macam aspek, terutama dalam aspek Pendidikan, yang mana pada masa pandemi ini, pemerintah menetapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Pendapat pribadi saya mengenai sistem pembelajaran jarak jauh secara daring ini, sebagai mahasiswa harus lebih didorong agar dapat memanfaatkan teknologi maupun perkembangan teknologi yang ada untuk keperluan pendidikan, khususnya untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.

Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran guru, dosen, dan interaksi belajar antara pelajar dan pengajar sebab edukasi bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan tetapi juga tentang nilai, kerja sama, serta kompetensi. Situasi pandemi ini menjadi tantangan tersendiri bagi kreativitas setiap individu dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan dunia pendidikan. (Nizam, 2020). Tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi.

Dalam pembelajaran jarak jauh pada saat ini, tentunya ada dampak positif, yaitu dengan adanya pembelajaran jarak jauh waktu menjadi efisien atau tidak menguras banyak waktu, dan tidak menguras tenaga. Namun disisi lain pembelajaran jarak jauh menurut saya kurang efektif jika metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat membuat peserta didik sulit dalam memahami materi, terlebih lagi pada saat pembelajaran jarak jauh peserta didik merasakan jenuh dan bosan terhadap media yang digunakan serta dalam pembelajaran jarak jauh juga memberikan dampak negatif, salah satunya kemampuan bersosialisasi berkurang dan dalam pembelajaran jarak jauh tak jarang mengalami kendala, baik itu perangkat yang digunakan maupun jaringan.

Hal tersebut membuat pembelajaran jarak jauh menjadi terhambat dan materi yang disampaikan kurang dapat dipahami. Namun bagi saya, pembelajaran jarak jauh yang sudah berjalan cukup lama, membuat saya pribadi sudah terbiasa akan kondisi maupun keadaan yang ada.

Setelah kasus COVID-19 menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, pemerintah bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh atau biasa disebut daring melalui internet. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko penyebaran virus Corona, terutama pada anak-anak. Kegiatan Daring sudah diberlakukan sejak bulan April 2020 sampai saat ini.Pembelajaran Jarak Jauh tentunya tidak serta merta berjalan mulus.

Terdapat banyak hambatan yang terjadi dalam pelaksanaannya. Baik guru maupun siswa harus beradaptasi dengan model belajar "darurat" seperti ini. Kondisi belajar siswa saat belajar di rumah sudah tahun lamanya waktu yang cukup lama, sehingga membuatnya jenuh yang akhirnya bermalas-malasan. Guru merasa kesulitan dalam memberikan motivasi dalam proses pembelajaran karena siswa juga merasa tidak diawasi, apalagi kedua orang tuanya bekerja, sehingga tidak ada yang membimbingnya untuk belajar, sedangkan proses pembelajaran berlangsung di pagi sampai siang hari.

Untuk mengukur hasil belajar siswa, guru menghadapi masalah dikarenakan sulitnya siswa dalam menangkap atau memahami setiap indikator yang disampaikan selama daring berlangsung, meskipun indikator-indikator pembelajaran telah berulang kali disampaikan oleh guru melalui media pembelajaran seperti google classroom. Terkadang banyak siswa yang tidak membuka google classroom, padahal materi dan penjelasan sudah diupload.

Hal ini membuat guru merasa kesulitan untuk mengetahui apakah siswa tersebut sudah memahami apa yang disampaikan untuk mencapai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebelumnya. Segala aspek disemua bidang pun terpaksa harus sangat dibatasi dengan meminimalisirkan kontak langsung/ tatap muka. Dimana pada masa pandemic covid-19 ini Pendidikan diharuskan melalui jarak jauh atau daring ( dalam jaringan ). Yang mana ini merupakan hal baru dan tantangan bagi semua pendidik , peserta didik maupun orang tua penerapan pembelajaran jarak jauh atau daring ini tentu sangat menuntut semua pihak dipaksa siap, mulai dari sekolah,peserta didik, guru bahkan orang tua.

Ditengah pandemic ini dalam melaksanakan pembelajaran daring tentu memberikan dampak tersendiri bagi setiap orang yang menjalankannya. Dampak positifnya adalah guru, siswa maupun orang tua menjadi lebih menguasai perkembangan teknologi. Akan tetapi daring ini juga memiliki dampak negative, yaitu sering terjadinya kesalah pahaman karena komunikasi yang terbatas tanpa tatap muka, selain itu internet juga tidak selalu bagus terlebih bagi yang tinggal di daerah pelosok jangkauan internet akan sedikit lebih sulit dan juga mahalnya biaya kuota untuk melaksanakan PJJ ini membuat dilema tersendiri bagi setiap peserta didik.

Berikut solusi yang dapat kita terapkan dalam sistem pembelajaran jarak jauh pada saat ini, yaitu

  • Guru diharuskan membuat metode pembelajaran yang menarik, agar peserta didik antusias mengikuti PJJ.
  • Pekerjaan rumah dan penugasan sebisa mungkin tidak membebani siswa sehingga tidak mengganggu kesehatan fisik dan psikis siswa. Maka dari itu, pihak kepala sekolah selayaknya dapat berperan untuk memonitor dan mengevaluasi tugas guru selama pelaksanaan pembelajaran daring untuk tidak membebani siswa dengan tugas yang berlebihan.
  • Orangtua harus mendampingi putra-putrinya selama belajar di rumah. Pendampingan orangtua pada putra-putrinya sangat diperlukan, agar mereka dapat lebih termotivasi dalam belajar sekaligus merasa diperhatikan oleh orangtuanya.
  • Sekolah wajib memfasilitasi murid karena tidak semua murid memiliki kebutuhan untuk menunjang PJJ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun