Demo itu begitu ramai, ribuan mahasiswa, buruh dan aktivis LSM berhadap-hadapan dengan aparat keamanan, saling dorong, tendang dan lempar membuat suasana gaduh dan mencekam.
"Au...Panas, gerah..."Teriak Iis terakhir kalinya sesaat sebelum pingsan. Dia yang bertubuh langsing, putih mulus dan lemah gemulai tak kuasa menahan dehidrasi panas cuaca bersuhu 34.6 derajad celcius.
"Waduh, Iis pingsan. Bawa ke pinggir saja."Empat teman dekatnya membawanya ke tepi jalan dan meletakkannya di bawah pohon rindang, dititipkan pada para pedagang asongan di sana.
"Dik, ini teman saya pingsan. Tolong kasih minum ya?"Aan memberi uang 5000 untuk sebotol air mineral.
"Kurang. sepuluh ribu bang."Kata remaja tanggung yang jual asongan.
"Masak air sebotol begituan mahal banget?"Aan melotot merasa dipermainkan.
"Ini harga demo bang. Resikonya besar jualan saat demo. Jadi harganya naik."Si asongers tak mau kalah ngotot.
Aan pun memberikan uangnya dan kemudian bersama temannya lanjut berdemo.
"Mbak, minum dong..."Si pedagang mulai kasih minum Iis yang lemas pingsan. Lumayan langsing, kulitnya putih agak kemerahan (terbakar kena sinar matahari mungkin ya), tetapi dadanya rata sekali.
Tak ada reaksi si asongers langsung menyiramkan setengah air mineral ke muka Iis, lalu meninggalkan sisanya di samping demonstran langsing nan mulus itu, sendiri.
Lalu ada 3 pemuda yang melihat-lihat aksi demo dari pinggir melihat Iis tergeletak sendirian mulai mendekati.