"Ah, masak, sih? Pakai pasal pencemaran nama baik?" Kata anggota Kompal yang cewek.Â
"Iya, beneran, padahal sudah pindah tugas tapi masih rame." Jawab yang cowok tidak kalah seru.Â
Yang lain ada yang menambah cerita perselingkuhan nyata di wilayah sekitaran Palembang itu menurut riwayat yang dibacanya dari instagram si anu dan yang lain mengatakan menurut versi facebook si itu, tuh. Â Pokoknya ramai dan beberapa hanya mendengarkan sambil makan somay atau pempek atau bubur sumsum yang dibawa masing - masing anggota yang mau berbagi.Â
Karena Kompasianer Palembang terdiri dari berbagai profesi, bosan membahas perselingkuhan terheboh bak sinetron yang dibintangi Reza Rahardian dan Anya Geraldine itu,Â
perbincangan dengan mulusnya beralih ke masalah kesehatan, dari vaksin, covid, asam lambung, jantung atau ke mengurus anak bayi yang baru lahir lanjut ke resep masak makanan yang dihidang atau kasus korupsi sampai ke tehnik merawat kamera supaya tidak jamuran dan setelah kenyang maksimal dan semua tidak sanggup lagi makan,Â
tuan rumah Mbak Tya yang punya Kedai Nyai di Kebun Semai masih sempat-sempat ya mengeluarkan hidangan penutup rujak buah-buahan dan pendatang baru Riana Sitorus dimintai oleh para bapak membuat kopi.Â
Kesimpulan yang didapat, sesekali bertemu di komunitas sangat dirindukan, karena kita semua penulis dan kasta kami di komunitas semua sama, centang perenang, tidak mengenal warna.Â
Yang sering menang lomba dengan hadiah jutaan atau yang hanya nulis sesekali atau yang sering kena penalti karena suka " copy paste" di Kompasianer Palembang saat kumpul tidak mempermasalahkan itu.Â
Mudah-mudahan Pandemi selesai dan beralih ke epidemi atau malah endemis saja, sehingga ada kopi darat Kompasianer seluruh dunia lagi yang bisa kami hadiri ramai-ramai via jalan darat lewat jalan tol yang memangkas waktu dari 14 jam ke 7 jam.Â