"Di mananya lapangan IBA, kalian pikniknya?" Tanyaku saat WA grup Kompasianer Palembang diwarnai diskusi mau tamasya kecil-kecilan di sebuah kompleks persekolahan yang ada di kota Palembang, dimana admin Kompal bu Kartika mengajar.
"Tanya saja satpam, Dok. Mencari Mbak Ika..."Katanya.
"Bukan, bu Tika?"
"BUkan, Mbak.." Jawab WA-nya
Ya sudahlah, mau bagaimana lagi, akhirnya aku sempat-sempatin ke lokasi piknik itu Minggu 26 September lalu pukul 13 siang.Â
Ada 8 orang hadir dan pak Agus sibuk memanggang pempek panggang, sementara Selvy yang usianya paling muda didaulat membentuk pempeknya. Bimo memotong pempek yang sudah matang, lalu bu Kartika dan Tia memasukkan bumbu udang kecap ke tengah belahan pempek panggang.
Yayan dan Dedy Huang cukup menjadi pengamat dan Ara sang pengantin baru matanya menerawang jauh antara mengamati proses penyiapan pempek itu atau terkenang peristiwa 2 minggu lalu saat pertama kali menyandang status nyonya.
Dan satu persatu peserta piknik diajak dialog dengan beberapa celetukan yang lucu atau setengah lucu yang penting ketawa sajalah dahulu.Â
Nah, beberapa pernyataan mungkin mengundang tanya tetapi tidak perlu diklarifikasi lebih jauh karena tujuan piknik ini adalah merayakan hidup dan kesehatan yang masih diijinkan didapat.
Kekompakan seperti ini mungkin di komunitas lain juga ada, pluralitas di Kompasianer Palembang ini juga mungkin tetap terpelihara di komunitas lain, tetapi yang membedakan adalah satu saja, saya masih kangen komunitas ini, sementara komunitas lain di Kompasiana saya sudah merasa asing. Makanya saya ceritain, ya.