"Pak Bonok, bagi dong sedikit sisa uang donasinya......"Kata pak Tonik suatu senja di teras rumah si Boss yang walaupun rekeningnya sering menerima donasi bermacam kegiatan, namun rumah kayu itu tetap begitu saja adanya.
"Adalah untuk kamu dan yang lain, yang ikut memviralkan kegiatan turun mesinnya si Loko. Tapi masing-masing 5 juta, ya. Saya sedang membuatkan rumah 3 tingkat buat istri keempat yang baru tamat kuliah, hehehehehe." Kata aki-aki lansia penakluk mahasiswi itu.
"Ya, lumayanlah, pak. Tapi kok bisa cepat membenarinya, ya?"Tanya pak Tonik penasaran.
"Oh, itu Loko, mesinnya sebenarnya bukan mesin uap yang lama lagi. Dua tahun lalu sudah kami ganti semua dengan mesin mobil bensin, tetapi dari luar seolah masih mesin ketel uap. Biaya ganti onderdilnya cuma habis 30 juta saja, kok. Tetapi ya saya lagi butuh buat rumah bini baru, makanya buat isu yang kemarin. Hahahahahahahaha......."Sang Boss donasi tertawa puas, giginya yang masih lengkap terlihat jelas, konon itu separuhnya gigi implant yang satu gigi biayanya bisa 50 jutaan, hasil donasi juga.
"Untung tidak ada yang memeriksa dan mengaudit, ya, pak."Pak Tonik geleng-geleng kepala.
"Gak ada yang beranilah. Saya bisa tuntut pencemaran nama baik. Pengacara, hakim, polisi dan jaksa kota ini semua teman saya dan ikut menikmati uang donasinya. Hehehehehehe...."
Hehehehehehe.....Ya, biasalah......