Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Apakah Om Bewok Juga Penyusup?

21 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 21 Juni 2019   15:10 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mana alat bukti 122?"Tanya satu-satunya hakim wanita di Mahkamah Sengketa Pemilu Republik Gemah Ripah kepada saksi kunci  Aak Gugus yang mengaku mengetahui ada 21 juta pemilih siluman yang "ID card"-nya palsu. 

Si saksi terpenting itu relawan calon presiden Bung Loroh dan calon wakil presiden Matilangka Youknow di bidang "data base" kependudukan dan yakin ada penggelembungan 21 jutaan suara memenangkan saingan mereka Pakde Sijih dan calon wakilnya Pak Yai.

"Sedang dicari yang mulia, tadi tercecer di jalan. Dapatkah menunggu sampai jam 12 siang?"Mohon Om Bewok, komandan tim pengacara pihak yang hampir kalah.

Selisih suara kemenangan Pakde Sijih dibanding Bung Lorong 18 jutaan, kalau dapat dibuktikan ada pengaturan tambahan suara tanpa ada orangnya itu, yang dilakukan oleh tim sukses si pemenang, ada "entry data" yang terekam video dan ada bukti nama-nama tidak syah itu ikut ada di TPS (tempat pemungutan suara) serta kertas suaranya terpakai, maka jelas ada kemenangan yang akan dibatalkan.

"Baiklah, kami tunggu sampai pukul 12 siang. Sidang dilanjutkan dengan saksi lain."Kata hakim wanita yang bijak itu.

Om Bewok menghadirkan saksi lain yang tidak kalah lucu, merekam seorang gubernur yang sedang berkampanye mendukung Pakde saat di pantai di hari liburan dan peserta kampanyenya jelas-jelas memang simpatisan partai pendukung. 

Tempatnya di pinggiran pantai pula. Lalu ada yang mengaku melihat petugas TPS mencobloskan surat suara orang lain di bilik suara dan si orang lain ini tidak keberatan, serta mengaku melihat ada kotak suara dibawa ke restoran dahulu sebelum dikirim ke kecamatan untuk dicoblos ulang.

Lucunya ketika ditanya hakim, susah menjawab bagaimana tepatnya kejadian karena hanya melihat dari luar bilik atau melihat rekaman video tetapi tidak dapat meyakinkan bahwa yang mereka lihat dan sorot itu punya nilai fakta adanya kecurangan atau adanya penambahan jumlah suara.

"Matilangka Youknow, saya curiga om Bewok ini penyusup juga kayaknya. Dia minta dana 500 juta ripah (mata uang Republik Gemah Ripah) untuk mendatangkan saksi dan bukti kunci yang dapat membatalkan kemenangan Pakde Sijih atau minimal pemilihan suara ulang, namun yang dihadirkan ternyata saksi-saksi dan bukti yang masuk angin." Brakkk!!! Lima kali meja tamu di ruang pertemuan itu dipukul Bung Loroh sampai retak, dia marah sekali.

"Sabar, Bung Loroh, toh uang 500 juta itu dari saya juga. Itu penjualan saham saya terakhir untuk pemilihan umum ini, setelah itu sudah. Saya awalnya curiga, mengapa Om Bewok ini begitu semangat ikuti Mahkamah Sengketa, padahal bukti dan saksi kita memang tidak ada, ternyata memang dia hanya memanfaatkan kekalahan kita dan tahu bahwa saksi abal-abal dan bukti tidak jelas hanya membuat asumsi-asumsi berkualitas rendah. Selesai persidangan, saya akan minta pertanggungjawabannya." Brakkk..Brakkk.....Walau berusaha disabarkan, namun pernyataan Matilangka terakhir malah lebih menyakitkan, kali ini meja tamu itu benaran pecah ditendangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun