Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Polemik Pasien BPJS yang Mendapat Insulin Kerja Panjang

2 Maret 2019   15:32 Diperbarui: 22 April 2021   15:43 3571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengetahui polemik pasien mendapat suntik insulin kerja panjang (Sumber : derek finch via unsplash.com)

"Dok, ada aturan baru, pemberian insulin kerja panjang harus HbA1C-nya diatas 9%, dok." Kata apoteker di rumah sakit kami takala aku meresepkan levem**, nama obat insulin yang bekerjanya kurang lebih 24 jam dan sangat berguna mengontrol kadar gula puasa pasien yang biasanya tiap hari gulanya diatas 300 mg/dL.

"Mana suratnya, saya kenapa belum diberitahukan? Kapan mulai berlaku?"Saya agak keberatan, karena sosialisasinya belum tahu, mungkin karena saya tidak membaca WA Grup atau karena saya memang terlalu sibuk beberapa minggu ini untuk kegiatan di luar rumah sakit.

Peragaan suntik insulin
Peragaan suntik insulin
Lalu si teman kerja mengirim "copy" keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/707/2018 tentang perubahan atas keputusan HK.01.07/MENKES/659/2017 tentang formularium nasional yang intinya, untuk kasus penyakit kronis di poliklinik dengan diabetes, pemberian insulin jangka panjangnya ada persyaratan itu.

cuplikan keputusan mentri kesehatan (dok.pri)
cuplikan keputusan mentri kesehatan (dok.pri)
Untuk informasinya, HbA1c adalah pemeriksaan hemoglobin sel darah merah yang "ternoda" oleh gula darah pasien sampai mengalami gangguan fungsi yang normalnya dibawah 7% kurang lebih. Ini diperiksa setiap 3 bulan dan sesuai waktu hidup sel darah merah yang rata-rata 3 bulan.

Sementara pemberian insulin jangka panjang sebenarnya bertujuan menurunkan HbA1C ini. Kalau pasien yang tidak terkontrol dengan obat anti diabetes makan, diberi insulin biasanya menjadi terkontrol, lalu setelah terkontrol maka HbA1C-nya biasanya kurang dari 9%, maka kalau insulinnya distop, bukankah menjadi kembali tidak terkontrol?


Surat dari PERKENI (dokumentasi pribadi)
Surat dari PERKENI (dokumentasi pribadi)
Menjawab berbagai polemik dari syarat HbA1C yang lebih 9% bagi pemberian insulin jangka panjang ini, PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) membuat surat penjelasan kepada Direktur Pelayanan Kefarmasian Depkes bahwa bila pasien yang sangat perlu insulin, namun sudah terkontrol (HbA1C kurang 7%), sebaiknya tetap boleh diberikan insulin.

Surat itu diterima oleh bagian farmasi kami dari teman sejawat lainnya, keabsahannya saya belum tahu, tetapi isinya saya sudah sering dengar dan ikuti di seminar-seminar mengenai diabetes, bahwa insulin baik kerja panjang dan kerja pendek tetap paling baik mengontrol gula darah pasien jangka panjang ditandai dengan HbA1C yang terkontrol di bawah 7%.

Untuk itu, saya sarankan bagi pasien BPJS Kesehatan dengan penyakit diabetes yang terlanjur nyaman memakai insulin kerja panjang dan HbA1C-nya  ternyata kurang dari 9, melakukan hal berikut:

1. Membeli sendiri insulin jangka panjangnya atau

2. Berganti menjadi insulin kerja pendek, setiap setelah makan dengan dosis yang disesuaikan atau

3. Mencoba lagi obat anti diabetes oral dengan menggiatkan olah raga dan memilih makanan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun