Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reuni, Jumlah Peserta dan Efek Dominonya

7 Desember 2018   10:58 Diperbarui: 7 Desember 2018   13:21 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: financialmarketz.zone

"Wah, ramai,ya, reuni angkatan kalian di Bali?" Kata saya pada salah satu teman sealmamater tetapi beda angkatan.

"Oh, iya. Ada teman yang kerja di travel, menyiapkan semuanya setahun sebelumnya, untuk 100 orang. Kamipun bayarnya cicilan, tidak lunas di hari "H" juga tidak apa-apa, dilanjutkan saja cicilannya sampai lunas. Ternyata setelah yakin ada pasti 100 orang ikut, 30-an yang lainpun ikutan." Kata si alumni senang. Reunipun ramai, heboh, angkatan lain pada "ngiri" tetapi apa daya di angkatannya "boss besar"  yang berani duluan menalangi tidak ada.

Konon setelah reuni, teman yang tadi bilang, mereka merencanakan reuni lebih ramai dan lebih heboh 10 tahun lagi. Itu saja kelanjutannya.

Berbeda dari angkatan saya di 2010 mengadakan reuni, yang hadir hanya 60-an orang dari Palembang dan berbagai kota lainnya, tetapi yang tidak hadir tetap mengirimkan uang, karena kami memberi kenang-kenangan cincin emas pada guru-guru yang pernah mengajar kami dan dana lebih reuni akan dibuat semacam bantuan bagi guru yang sudah pensiun, tetapi kehidupannya belum layak.

Sekolah saya dahulu tidak semua gurunya pegawai negeri sipil dan yang karyawan non PNS setelah pensiun belum tentu masa tuanya ada penghasilan atau tabungan yang mencukupi.

Maka, setelah reuni yang sederhana dan diadakan hanya di aula sekolah, alumni seangkatanku yang peduli, rutin  setiap tahun menyumbang uang serelanya demi belasan guru yang masih butuh bantuan di hari tuanya. Berlanjut, program yang kami namakan "dana pensiun guru" ini meluas menjadi program alumni lintas angkatan dan lebih banyak lagi guru pensiun yang dapat dibantu dengan dana lebih besar.

Beberapa teman di lain sekolah dan institusi ada yang terinspirasi cara reuni dengan "charity night" untuk pensiunan di tempatnya masing-masing, pun mulai melakukan hal yang sama dan banyak membantu orang-orang yang pernah berjasa di masa lalu mereka.

Sebagaimana kita tahu, purna bakti di negeri ini belum tentu sejahtera. Kalau asuransi hari tuanya tidak ada dan anak-anak mereka tidak mengalokasikan dana tertentu untuk mengurusi orang tuanya, hampir pasti para lanjut usia ini kekurangan secara sosial ekonominya.

Jadi, jangan meremehkan makna sebuah reuni. Bisa saja memang hanya heboh sesaat dan hanya tersisa foto-foto di instagram, facebook atau video youtube, namun dapat juga memiliki efek domino yang meluas kemana-mana.

Jumlah peserta reuni dan apa acaranya semakin tidak penting, kalau agenda yang digagas dalam reuni itu mengena di hati banyak orang dan menginspirasi untuk sesuatu yang "lebih".

Tetapi reuni dengan massa luar biasa serta acara yang gegap gempita akan menjadi hanya "ya, gitu, deh", kalau agendanya kurang menginspirasi dan bagi banyak orang hanya "show of force" saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun