Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Single" Kedua Marion Jola, Pembuktian Festival Musik Hanyalah Batu Loncatan Saja

23 September 2018   01:55 Diperbarui: 23 September 2018   02:10 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jola (screenshoot from youtube)

 Marion Rambu Jola Pedy (Marion Jola, 18 tahun),finalis Indonesian Idol edisi terakhir, 20 September 2018 lalu mengeluarkan "single" keduanya berjudul "So in love" di youtube. 

Masih dengan pilihan corak musik rhytm and blues, penyanyi yang Lahir 12 Juni tahun 2000 ini sekilas suaranya mirip Krisdayanti tetapi lebih jazzy, wajahnya juga mirip dengan penyanyi diva Indonesia yang sudah berumur 40 tahunan itu.


Baru dua hari, lagu yang belum ada "video klip-nya" ini (baru rekaman audio saja) sudah di"click" 622.487 akun di 23 September 2018 pukul 1:19. Ini mungkin menyusul kesuksesannya di "single" pertamanya "Jangan" yang ditayangkan pertama 14 Juni2018 lalu yang sudah dilihat 21 juta kali. 

Berbeda dengan lagu pertamanya itu yang ada bintang tamu Rayi, anggota grup musik RAN, maka lagu kedua ini Marion Jola menyanyi sendirian dan suara renyahnya dengan sedikit serak-serak basah tetap mempesona, ditambah lagi tema cinta yang tidak pernah bisa tidak, membuat hati berbunga-bunga.


Fenomena "finalis" pencarian bakat atau "runner up" ajang tersebut yang lebih sukses di pasaran dibandingkan juaranya sendiri memiliki banyak hal yang perlu dianalisis:

1. Manajemen juara festival musik atau pencarian bakat biasanya bersifat terikat. Si juara hanya dapat tampil di acara yang diatur oleh si manajer. Bisa jadi penampilannya tidak terlalu "diekspose" di "youtube" yang bebas diunduh dimana-mana, tetapi hanya untuk acara di media resmi saja atau rekaman album konvensional.

2. Sebaliknya finalis yang tidak terikat kontrak apapun dengan manajemen pencarian bakat lebih bebas berkreasi di "YT" yang ada bayarannya per 1000 "views" konon mendapat 1 dollar Amerika, jadi 21 juta penonton di "YT" itu mungkin sudah seharga 300 jutaan rupiah. Kalau benar demikian, maka pilihan Marion "jualan" di "YT" dibanding rekaman konvensional patut diacungi jempol.

3. Juara festival mungkin mendapat simpati lebih dari penonton dan memberikan "vote" lebih banyak, tetapi sesudah kejuaraan, mungkin penyanyi lain yang kurang "vote" akibat simpatinya tidak baik disaat lomba, baru terasa "kinyis-kinyis" suaranya saat membawakan lagu terbaru. Maka, si finalis inilah yang justru lebih berhasil mengundang perhatian.

Finalis Indonesian Idol 2018 lainnya Jody dan Ghea juga sudah lumayan dapat tempat di "YT" dan memang telah terjadi pergeseran pola jualan lagu saat ini yang sudah menyerah dengan pembajakan album lagu. Adanya media "online" seperti "Youtube" yang memberikan bayaran berdasarkan "view" ini adalah solusi dari geramnya para musisi ketika karya mereka dinikmati orang tanpa mau membayar yang layak. 

Jika bosan melihat para politisi, relawan, timses, taggar ini itu berseliweran di media sosial menyebarkan pertentangan dan kebencian, tidak salahnya rehat sejenak untuk menikmati suara "sexy" Marion Jola yang terkadang mirip Maria Carey di hari Kamis atau Camila Cabello di Malam Minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun