"Iya, tadi habis upacara 17-an. Makanya saya harus lipat lengan bajunya kalau memeriksa ibu, supaya tidak susah nanti cuci tangannya, karena setiap pasien harus terbebas dari kontak pasien lain melalui cuci tangan."Kata saya.
Memang cukup merepotkan kalau memakai jas lengan panjang, di satu sisi memang lebih menghormati upacara 17 Agustus kalau memakai jenis ini, terkesan resmi dan lebih gagah, tetapi di sisi lain memang lebih beresiko untuk penularan penyakit kalau si dokter lupa menggulung sedikit lengan baju jasnya dan tidak mencuci tangan secara benar menurut WHO (World Health Organization) yang bertujuan mengurangi terjangkitnya penyakit pasien satu ke pasien yang lain melalui tangan si dokter yang memeriksa ataupun dari si dokter ke pasien dan sebaliknya.
Upacara bendera di rumah sakit kami Rumah Sakit Myria Palembang sudah menjadi agenda rutin setiap tahun yang wajib diikuti seluruh karyawan tetap serta karyawan institusi di sekitar rumah sakit seperti rumah jompo, rumah retret, sekolah "baby sitter" dan biarawati yang tinggal di biara.Â
Upacara dimulai tepat pukul 7 pagi untuk mencegah kalau ada yang pingsan kalau tidak tahan dengan sengatan sinar matahari, serta disarankan semua sarapan dahulu.
Alhasil, sampai akhir upacara memang semua peserta tidak ada yang lemas, malah masih setengah jam kemudian banyak yang memanfaatkan untuk ajang "selfie" bersama direktur, dengan dokter, dengan tim pengibar bendera serta ajang nyanyi dan bersenda gurau bersama yang menyenangkan.
Jadi, apakah makna 17 agustus bagi semua karyawan rumah sakit kami? Itu penting, karena sehari itu semua orang menjadi sama-sama merasa merdeka dan semua sama posisinya di negara ini, warga negara yang merdeka, taat bayar pajak dan tidak perusuh. Dan satu missinya di rumah sakit: membebaskan semua pasien dan keluarga dari rasa sakit, rasa diabaikan dan rasa diperlakukan tidak adil.
Dirgahayu Indonesiaku!
