Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Partai Berdua Kaki dan Kuatnya Godaan buat Korupsi

25 April 2018   15:34 Diperbarui: 25 April 2018   15:48 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua kakiku (Dok. Pribadi)

Konon,  untuk menilai kegigihan sebuah partai memperjuangkan tujuannya, dapat dilihat dari kemampuannya bertahan diluar lingkaran kekuasaan (beroposisi) bila gagal memenangkan sebuah pemilu. 

Dalam sebuah pemilihan umum dimana ada dua kutub yang berseberangan, maka 'kue pembangunan' dikelola oleh partai-partai yang berkuasa. Boleh dicurigai tetapi belum tentu ada korupsi disana,  namun adalah logis jika program kerja versi penguasa periode itu lebih berjalan daripada usulan oposisi dan mungkin saja yang mengerjakan tendernya pengusaha yang pro penguasa sekarang.

Misalnya partai berkuasa lebih mementingkan infrastruktur sementara partai oposisi lebih mementingkan penyediaan bahan pokok dan subsidi bahan bakar minyak, maka diributkan bagaimanapun juga, tetap jalanlah program prioritas si pemimpin terpilih, sementara itu oposisi hanya kebagian mengawasi dan mengkritisi bila perlu melakukan tindakan hukum kalau ada indikasi kriminal dalam pelaksanaannya.

Partai-partai yang "keukeuh" beroposisi dan tidak mendapat jatah jabatan di eksekutif selama 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun ataupun 100 tahun secara prinsipil adalah partai yang "juara" dalam perjuangannya, karena sanggup tetap beraktifitas mengandalkan hal-hal diluar "kue pembangunan".  Mereka berikhtiar berdiri dengan satu kaki sendiri dan tidak mau mengemis meminta hak siar atau meminta "jatah" pada si pemilik kursi tertinggi.

Sebaliknya ada partai dengan "DNA" bunglon ikutan yang menang dan sangat tergantung hidupnya dari kue pembangunan. Di pihak manapun mereka saat kampanye, tidak bermasalah, kalah atau menang itu biasa, mereka pun memanfaatkan jumlah kursinya di parlemen untuk alat tawar menawar kalau ada pengesahan undang-undang atau pansus tertentu. 

Biasanya, koalisi partai berkuasa masih mau merangkul partai "dua kaki" beginian demi kepentingan jangka pendek untuk mengamankan legislasi dan sebagai gantinya merelakan porsi kabinet yang tidak strategis. 

Yang perlu dianalisis,  mengapa kue pembangunan itu sangat diperlukan oleh "partai dua kaki" ini? Sangat kurangkah kemampuan finansial kader-kadernya bermandiri misalnya dengan iuran dan jualan kaus oblong dengan tagar tertentu atau berapa nian persentase kue pembangunan yang dapat dihisap dari anggaran yang tertulis di kwitansi?  Hanya mereka dan setan anggaranlah yang tahu.

Dari FB Kompal
Dari FB Kompal
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun