Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pasien Diabetes: Bisulnya Tumbuh Lagi, Dok...

14 Februari 2018   05:15 Diperbarui: 14 Februari 2018   14:47 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

"Tahun kemarin punggung kanan, ya. Sekarang punggung kiri pula yang ada bisulnya. Kenapa sampai di punggung, ya, bukan di kaki?"Tanya Saya penasaran.

"Suka gatal di punggung, Dok. Saya suka minta anak saya garuk-garukin, mungkin ada yang lecet."Katanya.

Sekilas Saya lihat anak-anak si ibu yang masih usia belasan tahun kukunya lumayan panjang dan hitam, saya sarankan cuci tangan dan gunting kuku supaya jangan menginfeksi kulit ibunya saat menggaruk, walaupun seharusnya memang gatal di punggung jangan digaruk, cukup diberi cairan pelembab saja dan kalau mandi jangan memakai sabun biasa, tetapi sabun bayi yang lebih hipoalergik.

Proses terjadinya gangguan saraf pada diabetes melitus ini dapat mengganggu saraf motorik (mengganggu pergerakan), saraf sensorik (mengganggu rasa, bisa baal, bisa nyeri sekali, bisa gatal) dan saraf otonom, berupa berkurangnya kelembaban kulit, menjadi kering dan mudah pecah lalu kuman masuk.

Neuropati diabetes biasanya terjadi pada:

1. Kadar gula terlalu tinggi, Pasien ini gulanya diatas 400.

2. Lamanya menderita diabetes melitus, minimal si ibu ini sudah 2 tahun menderita diabetes melitus.

3. Umur, si ibu umurnya 50-an, semakin tua semakin sering terkena gejala

4. Merokok, walau tidak merokok, tetapi suami dan beberapa anak lelakinya merokok di rumah

5. Konsumsi alkohol, riwayat pada ibu ini tidak ada

6. Hipertensi, tekanan darahnya 160/90 mmHg

7. Hiperkolestrolemia, kolesterolnya tinggi diatas 300 mg/dl.

Bagaimana proses molekulernya?

Gula darah yang tinggi berkepanjangan memaksa tubuh memakai jalur poliol untuk menghasilkan energi, sintesis advance glycosilation end products ( AGEs ) banyak terjadi, ini merupakan radikal bebas dan aktivitas protein kinase meningkat. Aktivitas berbagai jalur tersebut berujung pada kurangnya vasodilatasi, sehingga aliran darah ke saraf menurun dan bersama rendahnya mioinositol dalam sel sehingga terjadilah neuropati diabetik.

(dokumentasi pribadi)
(dokumentasi pribadi)
Bingung? Ya, itulah ilmiahnya, kalau bahas kesehatan tidak pakai bahasa "njlimet" kelihatannya kurang bermutu, ya terpaksa sesekali dikasih ilmu yang memberi kesan canggih beginian. 

Padahal intinya, ibu ini kalau tidak mau lagi semua bagian punggung, paha, kepala atau dimanapun tubuhnya muncul bisul besar bernanah sebesar baskom cuci tangan itu adalah:

1. Kontrol gula darahnya antara 70-130 mmHg. Sebaiknya dengan insulin, karena neuropatinya sangat parah.

2. Seluruh keluarga lain jangan merokok di dekat si ibu.

3. Tekanan darahnya harus dibawah 130/85 mmHg.

4. Diet rendah lemak/kolesterol, dengan menghindari santan, gorengan, kuning telur, daging yang berlemak, dan sebagainya.

5. Pakai sabun bayi.

6. Jaga kebersihan tangan dan kaki, terutama anak-anaknya dan suaminya kukunya juga dibersihkan, karena bisa saja dimintai garuk tanpa sadar.

Seperti bisul sebelahnya yang membekas, bisul satu inipun dibersihkan nanahnya, dikompres tiap hari sampai 1 bulan kurang lebih supaya kering dan kulitnya menyatu lagi, diberi antibiotik yang berspektum luas, lalu untuk gula diberika insulin yang dosisnya sesuai kebutuhan harian.

Komplikasinya kalau tidak diobati bisa menyebar ke paru-paru dan pembuluh darah, membuat sepsis yang berujung ke kematian.

Jadi, jangan berpikir bisul dan koreng diabetes melulu hanya mungkin terjadi di kaki, pada ibu ini malah bisulnya hobi di punggung.

dari FB Kompal
dari FB Kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun