Melihat aktifitas organisasinya, Â mahasiswa itu dibagi tiga:
1. Lebih aktif berorganisasi, Â kuliahnya diabaikan. Â Lulus tidak lulus tidak masalah, Â bila perlu dosennya tetap meluluskan karena segan dengan pengaruh si mahasiswa di kampus.Â
2. Ada keseimbangan antara kuliah dan organisasi, Â ada target lulus dan indeks prestasi tertentu, Â tetapi jika senggang juga berorganisasi untuk membina jaringan.Â
3. Tipe terakhir yang sangat mengutamakan kuliah dan hampir tidak pernah ikut organisasi kampus.Â
Mahasiswa tipe pertama biasanya juga ikut organisasi mahasiswa berbasis agama tertentu dan mulai jadi simpatisan partai. Ini penting karena mereka kemungkinan besar sesudah sarjana tidak berniat mau diplonco dulu jadi "office boy" di kantor-kantor dan maunya langsung jadi tim sukses atau tim percepatan program sebuah partai atau institusi yang mana mereka sudah ada jasanya selama di kampus, Â misalnya mengajak 2000 juniornya jadi kader partai tertentu, Â mengkoordinir demonstrasi melawan kebijakan yang tidak sejalan dengan si partai dan lain-lain.Â
Ini bukan penyusupan, Â ini pilihan hidup, Â jadi, Â kampus sebenarnya bukan hanya kawah candradimuka intelektual atau ilmuan muda, Â tetapi kampus terkemuka di ibukota Jakarta, Â yang dekat dengan tokoh-tokoh partai berkantor, Â secara tidak langsung juga tempat etalase atau "show room" para calon politisi kawakan yang sebenarnya tidak niat-niat amat kuliah untuk menuntut ilmu.Â