Mohon tunggu...
Mohamad Irvan Irfan
Mohamad Irvan Irfan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Aktifis Sosial

Sedang belajar jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diary Seorang Gadis Malam (Bagian 2)

30 April 2019   14:31 Diperbarui: 11 Desember 2019   23:10 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*Karya yang saya tulis ulang dari Sejumlah Catatan-Catatan Cerita yang, mungkin yang terakhir  dibuat oleh Rosa Ria, sebelum wafat.

Senin, 25 September 2006

Beberapa hari yang lalu, Maman bilang sama gue kalau mau ada razia. Gue ngangguk aja sambil tersenyum. Kata Maman gini," bukannya apa-apa, gue kasian sama kamu." 

Beberapa jam kemudian, gue mau ke warungnya Dul, mobil krangkeng besar lewat bersama mobil AD. Herannya kok nggak ada yang berhenti? Sampai di warungnya Dul, gue ngobrol sama Yanto. Yanto minta supaya gue hati-hati aja. Yanto teriak saat Kamtib lewat. Gue langsung berlindung di belakang bapak-bapak. Bapak-bapak itu bangun saat Kamtib sudah berlalu, dia duduk di sebelah Yanto. Yanto minta pada bapak-bapak itu  agar tetap duduk di depam gue. Bapak-bapak itu nggak mau. Akhirnya ada mas-mas yang ngelindungin gue. 

Gue pergi ninggalin warung Si Dul, Yanto teriak gini, "Cepetan Jes, 6 bulan lho!" Waktu gue mau ke belakang, Kamtib lewat lagi. Gue langsung masuk ke dalam warung tukang nasi goreng. Herannya, Kamtib sudah ngeliat-liat ke dalam warung nasi goreng, dan gue rasa seseorang diantara mereka ngeliat gue, tapi dia lewat begitu aja.

Pas gue mau ke tempat biasa dibilangin gini sama Maman,"kamu bandel sih dibilangin? Masuk Sana." Akhirnya gue masuk aja. Gue langsung nemuin temen gue, Marlena.  Gue menceritakan kejadian yang barusan gue alami. Marlena ketawa aja.

Nggak lama kemudian, gue kan lagi ngobrol sama orang papua di dalam taksi. Eh gue ngeliat David berdiri tegak di belakang taksi sambil mandangin gue.

Gue inget, waktu itu gue lagi berdiri di samping  tangga, gue digodain sama dua orang cowok bule. Sudah gitu bule-bule itu mabok lagi. Seorang dari mereka megang-megang tangan gue sambil ketawa, terus meluk-meluk pinggang gue dengan mesra. David ngeliat semua itu, kayaknya cemburu bercampur gelisah. Kayaknya dia mau deketin gue sambil kesel, tapi temen-temennya langsung nahan David.

David, kamu cemburu ya ngeliat gue digodain sama cowok bule? Saking sayangnya elo sama gue, sampe-sampe kalau gue ngobrol sama cowok laen, elo langsung ngawasin gue.

Gue juga inget, waktu itu gue sengaja pura-pura tidur di meja, dan kayaknya temennya David ngomongin gue. Temennya bilang gini,"Vid, perasaan tadi dia nggak begini-begini amat deh." David mengiyakan.

Jumat, 29 September 2006

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun