*Sebuah karya dari Rosa Ria, Almarhumah Adikku
Hari Sabtu tiba, semua anak memasuki ruang aula olahraga, lalu duduk di bangku masing-masing. Para guru duduk di belakang, karena tidak ingin mencampuri urusan anak-anak muridnya , kecuali diminta oleh para ketua murid, William dan Petra. Dan di depan telah tersedia meja panjang untuk para pengawas. Sedangkan para ketua murid mempunyai meja tersendiri.
Dua belas orang pengawas memasuki ruangan, dan duduk di kursinya masing-masing. Terakhir diikuti oleh dua orang ketua murid. Putri melihat Kenny Yuan diantara para pengawas. Ia sangat mengagumi Kenny Yuan, karena ia murah senyum, bibirnya merah, dan bola matanya coklat.
Semua pengawas masuk dengan wajah serius dan tegang. Menanti-nanti apa yang akan terjadi di dalam pertemuan.
Loanda dan Putri belum begitu mengerti apa arti pentingnya pertemuan mingguan ini.
Kenny Yuan mengambil kotak uang dari meja ketua murid, lalu mengedarkannya kepada semua anak. Ketika sampai kepada Loanda, ia tersenyum.
"Berapa yang harus kumasukkan ke dalam kotak, pengawas?"Loanda bingung.
Dengan cepat Kenny menjawab sambil tersenyum manis.
"Semua yang ada padamu."
Ia memang menyukai gadis cantik dari Belanda ini.
"Tetapi uangku banyak sekali," Loanda masih bingung.