Mohon tunggu...
Popie Susanty
Popie Susanty Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu empat anak yang ingin menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surga yang Dirindukan Tifa

10 November 2015   09:24 Diperbarui: 10 November 2015   09:51 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tifa, seorang muslimah yang baik perangainya, anggun penampilannya, halus tutur katanya, rupawan raut wajahnya, santun perbuatannya, mulia akhlaknya, baik budi pekertinya. Terlahir di keluarga yang keras dan sangat menekankan keberhasilan akademik. Untunglah Tifa memiliki tipe anak yang penurut sehingga apapun perintah dan permintaan ayah ibunya, ia turuti dan laksanakan. Di sekolah, Tifa selalu menduduki rangking pertama, dalam organisasi aktif dalam berbagai kegiatan dan setiap sore ia ikut mengajari anak-anak kecil mengaji di mushola.

===#====

“Aku rindu bertemu dengan-Mu, ya Allah. Rasanya aku tidak sanggup mengisi hari-hari.”

“Aku akan menginap di mana malam ini. Ayah dan Ibu mengusirku.”

“Apa salahku sampai kedua orang tuaku membenciku.”

“Apa yang harus aku lakukan agar aku di sayang ayah dan ibu.”

Maafkan aku Ibu, selama ini aku selalu menuruti setiap perintah dan kemauanmu. Telapak tanganku selalu engkau pukul bila nilai ulanganku di bawah 10. Begitu sering aku dimarahi bila aku sebentar dalam belajar. Ketika aku ingin mengenakan jilbab, engkau tentang aku dengan keras bahkan mau menggunting jilbab-jilbabku. Dengan alasan tidak terlihat cantik bila aku memakai jilbab, bahkan akan sulit mendapatkan jodoh bila jilbabku lebar dan kemana-mana memakai gamis seperti baju orang tua.

Maafkan aku ibu, aku ingin hidup dengan jalanku, hidup dalam naungan cinta Nya, hidup tenang dengan cara yang dianjurkan Allah SWT dan Rosulullah SAW. Sayangi aku ibu, aku ingin menjadi anak sholehah yang patuh, taat dan berbakti sama ayah dan ibu. Bantu aku ayah, bantu aku ibu. Aku tidak paham apa yang kalian inginkan dariku sehingga setiap hari aku jadi pelampiasan kemarahan ayah dan ibu. Rasanya aku selalu melakukan semua perintah dan kemauanmu. Aku bingung apa yang harus aku lakukan agar kalian lemah lembut dan menyayangiku seperti ayah dan ibu menyayangi kakak dan adikku.

Seringkali hanya karena kesalahan kecil seperti kurang bersih mencuci piring atau telat mematikan lampu atau kurang rapi membenahi rumah, sumpah serapah dan kemarahan menimpaku. Kini aku beranjak dewasa, bimbinglah aku dan berikan aku tanggung jawab serta kebebasan untuk bisa menjalani hidupku tanpa rasa ketakutan dan ancaman.

Aku hanya memiliki Engkau ya Allah tempatku mengadu dan tempat aku meminta pertolongan. Berikan aku kekuatan untuk menjalani kehidupanku dengan baik dalam naungan cinta dan kasih sayang-Mu. Berikan aku jalan kemudahan dalam setiap kesulitan dan berikankan aku hikmah di segala ujian-Mu. Lindungi dan sayangi kedua orang tuaku sebagaimana mereka telah menyayangiku sewaktu aku masih kecil.

===#===

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun