Mohon tunggu...
Popie Susanty
Popie Susanty Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu empat anak yang ingin menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semua Bisa Menjadi Pahlawan Bahkan Menjadi Pahalawan

9 November 2015   10:51 Diperbarui: 9 November 2015   10:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selama ini pahlawan identik dengan seseorang yang telah berjuang jiwa dan raga untuk membela tanah air sampai tumpah darah penghabisan. Seseorang yang telah diberikan gelar pahlawan biasanya di kenal banyak orang dan orang yang sangat berpengaruh di masyarakat. Pahlawan bila meninggal dikebumikan di taman makan pahlawan sehingga siapapun bisa datang menziarahi dan melantunkan doa agar arwahnya di terima di sisi Allah SWT.

Saat ini gelar pahlawan mulai meluas. Ada pahlawan tanpa tanda jasa. Ada pahlawan devisa. Ada pahlawan kesiangan. Dan pahlawan-pahlawan yang lain.

Apakah bisa, masyarakat pada umumnya mendapatkan gelar pahlawan. Bisa. Sangat bisa. Dalam sebuah pertunjukan, seseorang yang mendapatkan tanggung jawab memegang sound system, bisa mendapatkan gelar seorang pahlawan. Bagaimana bisa? Jelas bisa, tanpa seseorang yang mengendalikan sound system, pertunjukan akan berlangsung kacau dan tidak sesuai harapan. Atau seseorang yang bertugas menjaga keamanan kantor, perumahan, pusat perbelanjaan atau penjaga pantai bisa dikatakan ia seorang pahlawan, pekerjaan beresiko, bisa mengorbankan diri untuk menjaga keamanan tempat umum. Setiap orang mudah mendapatkan gelar pahlawan dalam kaca mata manusia.

Ada juga orang yang bergelar pahalawan. Siapa itu ? Ia adalah orang yang banyak berbuat kebaikan di masyarakat sedangkan masyarakat tidak tahu apa yang ia lakukan, ia tidak terkenal di mata manusia namun perbuatannya menuai pahala di mata Allah SWT bahkan ia terkenal di mata Allah SWT. Banyak orang yang bergelar pahalawan di antara kita walau kita sendiri tidak tahu siapa dia. Seperti seorang bapak yang selalu mencabut paku di setiap pohon, memungut paku di jalan dengan menggunakan tongkat yang diujungnya dililit magnet, atau kalangan anak muda yang dalm kesehariannya mengelola sampai menjadi barang bermanfaat. Begitu banyak peluang untuk menjadi seorang pahalawan.

Mulai peduli dengan sekitar. Mulai berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk masyarakat sekitar. Mulai melakukan apa yang bisa dilakukan saat ini. Mulai melihat kemampuan diri yang bisa dipersembahkan untuk masyarakat. Mulai membuang ego untuk memikirkan diri sendiri. Mulai bergerak dari hal yang kecil, dari saat ini dan dari diri sendiri. Selamat menjadi para pahalawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun