Mohon tunggu...
Popie Susanty
Popie Susanty Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu empat anak yang ingin menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebahagiaan Seumur Jagung

17 Desember 2015   10:16 Diperbarui: 17 Desember 2015   10:25 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menikah

Duh bahagianya bila saat itu tiba. Bersanding dengan seseorang yang akan membawaku menuju kesempurnaan agama. Seseorang yang mendampingi siang dan malam dalam jalan kebaikan sebagai langkah dalam menggapai cinta dan ridho Allah SWT. Seseorang yang menerimaku apa adanya. Seseorang yang mencintaiku dan aku mencintainya dalam naungan ketaatan, Seseorang yang dapat menghantarkanku ke dalam syurgaNya. Seseorang yang dapat menambah kecintaanku terhadap Sang Khalik. Seseorang yang dapat megokohkanku untuk selalu berpegang teguh dalam tali Allah SWT. Seseorang yang selalu mengingatkanku saat aku lemah dalam bergerak dalam jalanMU.

Menikah

Kapankah hari itu tiba. Usiaku sudah hampir 40 tahun. Aku begitu merindukan hari bahagia itu tiba. Aku ingin segera mengakhiri kesendirianku. Betapa aku berterima kasih kepada keluargaku yang selalu memberikan kekuatan untuk tegar dan mandiri dalam mengisi hari-hariku. Teman-teman terbaik selalu memberikan dukungan agar aku tetap menebar manfaat dan kebaikan untuk sesama selama aku menantikan sang pangeran datang. Terima kasih anak-anak didikku yang lucu, imut yang selalu mengisi hari demi hari. Mendampingimu merupakan kebahagiaan yang tak terkira. Gayutan manjamu saat ada maunya, panggilan Bunda saat engkau memanggilku, pelukan hangat saat engkau tiba dan pulang sekolah, tatapan mesra saat engkau bahagia mendapat bintang bila telah selesai mengerjakan tugas. Kalian adalah malaikat kecil yang Allah SWT utus untuk memberikan segenap kebahagiaan di dunia.

Allah SWT Sangat Baik dan Maha Pengasih.

Hari yang dinanti telah tiba.

Engkau utus seorang pangeran yang bersedia menjadikan aku sebagai putrinya.

Bahagia tak terperi.

Kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan oleh indahnya puisi cinta maupun lagu cinta terbaik di muka bumi.

Terima kasih ya Allah....

Terima kasih ya Allah atas kebahagiaan yang kami rasakan.,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun