Mohon tunggu...
Anna
Anna Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benang Takdir

18 Oktober 2022   17:30 Diperbarui: 18 Oktober 2022   18:05 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Namanya Lyrana, tapi orang terdekat memanggilnya Lyra. Anak bungsu dari dua bersaudara. Sejak kecil ia selalu dimanja, orang tuanya selalu berusaha mengabulkan permintaannya. Bisa dibilang ia adalah anak yang manja. Walaupun begitu Lyra masih tahu batasan, ia sadar semua yang ia inginkan tidak akan selamanya terkabul. Apa yang diinginkan pasti ada harga yang harus dibayar. Dalam hidup Lyra ia membenci penolakan dan kekecewaan. Hidup ini bukanlah negeri dongeng. Hidup ini tidak selamanya seperti novel yang kata orang berakhir dengan happy ending. Tapi dengan perjuangan dan keikhlasan kita akan menemukan happy ending kita, akhir bahagia. Disinilah Lyra merajut benang ceritanya.

     Saat itu Lyra kelas dua sekolah dasar. Ia hanyalah anak yang berumur tujuh tahun, yang hidupnya hanya bermain dan belajar. Kala itu ia bertanya pada ayahnya, sebuah pernyataan didengarnya.

    "Ibu kenapa ayah?"

    "Ibu divonis Kanker Payudara."

     Lyra hanyalah bocah berusia tujuh tahun. Ia tidak mengetahui apa sebenarnya yang terjadi? Ia hanya bisa melihat keadaan ibunya, tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya.

***

     Suatu pagi awal November 2011. Lyra jatuh sakit, badannya panas. Setelah tiga hari tidak masuk sekolah, orang tuanya pun membawanya ke rumah sakit. Dan ternyata Lyra terkena demam berdarah dan tifus. Pada saat itu ia diharuskan rawat inap.

     Hari pertama Lyra di rumah sakit dilalui dengan biasa. Suntikan mungkin akan menjadi teman Lyra beberapa hari ke depan. Hari berikutnya, kakak ibu datang. Bibi Dessi datang bersama dengan suaminya untuk menjaganya, menggantikan kedua orang tuanya saat siang hari. Tetapi pada malam hari ayah dan ibu yang menjaga Lyra.

     Lyra hanyalah bocah yang berusia tujuh tahun. Perasaan iri mulai tumbuh saat melihat teman sekamarnya saat dirumah sakit dijaga oleh orang tuanya. Dalam hatinya, kenapa bukan orang tuanya yang menjaganya? Kenapa orang tuanya hanya datang saat malam? Kenapa harus bibi dan pamannya yang dating?

     Tapi hari berikutnya Lyra sadar. Ayah dan Ibu datang seperti biasa, tetapi ada yang berbeda. Rambut ibu.

    "Rambut ibu kok hilang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun