Mohon tunggu...
Annie Moengiel
Annie Moengiel Mohon Tunggu... Seniman - Perempuan biasa saja

Just an ordinary woman who like an extraordinary thing ...:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lorong Gelap Sang Biduan

17 Mei 2019   17:47 Diperbarui: 17 Mei 2019   17:49 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pria di sudut ruangan itu terlihat begitu lusuh dan kosong , tubuhnya yang biasanya terlihat elegan dan selalu wangi sangat berbeda dimatanya. Tak banyak yang tahu, tak banyak orang yang bisa mengerti keadaan ini . Karena baru beberapa jam lalu dia masih terlihat begitu energik dan memikat banyak perempuan perempuan cantik yang berebut swafoto dengan sang idola. Aku disana saat itu, menyaksikan panggung gemerlap dan performance nya yang memang luar biasa. Aku sendiri harus akui bahwa suaranya memang luar biasa memikat, mungkin karena itulah saat ini aku disini. Aku terlalu jauh masuk kedalam jiwanya, terlalu meresapi kekosongan hatinya,sampai detik ini aku terjebak dalam rasa iba dan rasa sayang yang kadang membingungkan. 

"Sayang ....ohh , dinginnnn" ucapnya bergetar lirih sambil meringkuk disudut kamar ,aku mendekatinya .Kupeluk tubuhnya yang tegang berharap bisa memberinya kekuatan dan mendukung tekadnya untuk berhenti dari kebiasaan buruknya. 

"Sabar ya sayang...." bisikku lirih di telinganya, tubuhnya tegang menahan sakit "sebentar lagi dokter datang ..." bisikku menguatkan. Mau tak mau air mata ini menitik .Terdengar bel berbunyi, dan aku merasa lega, pertolongan datang untuk sementara ...." Semoga kau mampu lewati saat sulit ini " bisikku dalam hati sambil menyeka airmata ku . Kubukakan pintu, dokter Rio berdiri didepan pintu , tersenyum . Kupersilahkan masuk untuk melakukan tindakan, aku menunggunya di ruang tamu .

"Hai Sel ...." Dokter Rio tetap tersenyum tenang 

"Gimana keadaanya Dok ?" tanyaku cemas , sang dokter tetap tersenyum seperti biasa 

"Yaaaah ...baguuus , tekadnya kuat " jawabnya sambil membenahi peralatanya dan memberikan obat yang harus di konsumsi untuk mencegah hal seperti ini terjadi lagi. Aku menyiapkan minuman mewakili tuan rumah yang masih didalam kamarnya " Kopi ya Dok " kataku sambil meletakkan secangkir kopi di meja ruang tamu. 

Sang dokter yang selalu tersenyum itu kupersilahkan duduk dan diraihnya secangkir kopi kental yang kuhidangkan. " Kamu harus selalu kasih keyakinan dia Sel, dia butuh support kamu sebagai orang terdekatnya ..." Katanya memulai percakapan "Atau kekasihnya ...? " lanjutnya menggoda 

Tak urung mukaku terasa menghangat " Ah, Dokter ....kami bersahabat kok " Jawabku sambil tertawa kikuk 

"Yang dibutuhkan pada fase fase ini adalah dukungan dari orang orang terdekatnya, orang orang yang dicintainya " sang dokter menjelaskan " Sebisa mungkin harus bisa kasih motivasi sama dia " lanjutnya . Aku terdiam dan hanya mengangguk . 

"Harus bersabar menghadapi dia saat swing mood, kasih obatnya rutin ya ...dosisnya udah diturunkan lagi. Kalau kondisi mental dia tetap seperti ini terus, dia akan cepat bisa lewati masa masa ini " katan sang dokter menjelaskan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun