Mohon tunggu...
Abu Ibrahim
Abu Ibrahim Mohon Tunggu... Guru - Mengajar di Sekolah Dasar

Abi dari Ibrahim memiliki istri luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Lahir Pancasila, Masih Adakah Musuh dalam Selimut?

3 Juni 2020   02:01 Diperbarui: 3 Juni 2020   02:06 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 1 Juni tahun 1945 Bung Karno memperkenalkan istilah Pancasila untuk dasar negara Republik Indonesia dalam pidatonya di rapat besar Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Bung Karno mengemukakan lima butir konsep dasar negara, yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pancasila merupakan political philosophy Indonesia sebagai sumber dari segala sumber nilai, hukum, tata tertib dan lain sebagainya, menjadi pandangan hidup bangsa.

Sebagai petunjuk atau cara bangsa Indonesia dalam menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi dan politik. Digunakan sebagai upaya bangsa dalam membangun diri sesuai dengan kepribadian dengan karakter atau ciri khas bangsa Indonesia.

Rumusan Pancasila gagasan presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno ini tercantum dalam mukadimah Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Teks Pancasila

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam perjalanan Pancasila sebagai dasar negara telah beberapa kali mengalami gangguan, cobaan dan rintangan, namun Pancasila tetap tegak dan kuat dalam pusaran globalisasi.

Namun, perjalanan membangun diri bangsa Indonesia semakin berat dikala bangsa sendiri yang memperlambat cita-cita bangsa ini. Mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kepentingan bangsa yang besar ini menjadi rintangan yang tak pernah selesai.

Musuh dalam selimut tak pernah usai bermunculan membuat terseoknya garuda untuk terbang ke cakrawala lebih tinggi. Sulit membentangkan sayap karena banyak borok akibat kutu-kutu pengisap uang negara.

Saat ini negara kita sedang berjuang melawan pandemi Covid19 yang sangat dahsyat, memporakporandakan hampir semua elemen masyarakat, tidak hanya dalam kesehatan saja namun, menahan laju perekonomian, sosial, budaya dan pendidikan.

Langkah pemerintah dalam melawan pandemi berupa himbauan untuk menahan segala aktifitas masyarakat guna memutuskan mata rantai penyebaran Covid19 menimbulkan distraksi segala bidang karena ketidaksiapan perubahan yang sangat cepat sehingga sulit diterima kebanyakan orang.

Ketidak patuhan bagi sebagian masyarakat dari himbauan-himbauan pemerintah masa penyebaran virus yang semakin meluas, menunjukkan mulai melemahnya rasa kebersamaan dalam berbangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun