Mohon tunggu...
Fahmi Faqih
Fahmi Faqih Mohon Tunggu... Pedagang Buku Bekas -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Lebih Utama

27 Oktober 2018   10:47 Diperbarui: 30 Oktober 2018   11:03 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: Jawad Zakariya

Tapi sungguh aneh, benar-benar aneh! Setibanya Ibrahim bersama penduduk kampung ke tempat di mana mayat musafir itu berada, mereka tidak menemukan apa-apa. Jenazah itu raib. Mereka mencarinya seharian penuh, tetapi hasilnya tetap nihil. Padahal, Ibrahim yakin benar di mana ia baringkan jenazah itu sebelum ia pergi ke perkampungan penduduk.

Dalam kebingungannya, tiba-tiba terdengar suara, "Tidak perlu kau cari jenazah musafir itu. Allah telah menetapkan bahwa jenazah musafir itu tidak dimandikan, tidak dikafani, tidak disalati, dan tidak dikuburkan oleh siapapun selain oleh para malaikat yang suci."

Ibrahim terkejut dan bertanya, " Apa sebenarnya keistimewaan orang ini?"

Suara itu menjawab, "Suatu hari, ketika berada di kampungnya, musafir itu keluar rumah tanpa sepotong pun makanan. Di jalan, ia menemukan sekeping roti kering sisa yang telah dibuang orang. Ia kemudian memungutnya. Ketika roti ia basahi dan mulai ia makan, tiba-tiba seorang nenek renta yang tak kalah miskin, datang. Tubuh nenek itu gemetaran karena menahan lapar. "Nak, berikan makanan itu kepadaku, semoga Allah memberimu yang lain," pintanya.

Tanpa pikir panjang, musafir itu memberikan sisa roti di tangannya, bahkan roti yang sudah ia kunyah pun ia keluarkan. "Ambillah, Nek," katanya.

Nenek itu menerimanya. Membaca basmalah, lalu memakannya. Setelah dirasa tubuhnya mulai segar, nenek itu mengangkat tangan dan berdoa, "Semoga Allah membebaskanmu dari perbudakan nafsumu layaknya Ia membebaskanmu dari perbudakan lapar."

Allah mengabulkan doa Sang Nenek dengan menjadikan musafir itu sebagai waliNya.

Berdasarkan pedapat Habib 'Ali di atas, ditambah dengan cerita Ibrahim ibn Adham tadi, kiranya dapat kita simpulkan bahwa memenuhi kebutuhan faqir miskin memiliki pengaruh besar terhadap kedekatan seseorang dengan Allah. Dan nilainya, tak kalah besar dengan ibadah-ibadah lainnya. Wallahu'alam. [ff]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun