Mohon tunggu...
Triyatni Ashari
Triyatni Ashari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - 日本語 🎓| An Educator | Mompreneur | Blogger | Ex-Broadcaster

Netizen Belajar | Amateur Writer | "Merendahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa merendahkanmu. Mengalahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkanmu" ~ Kang Maman | Blog : https://www.pohontomat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KKN Desa Penari : Mulai Masalah Hati, Hingga Nyawa yang Tidak Kembali

30 Agustus 2019   19:37 Diperbarui: 31 Agustus 2019   05:57 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berawal siang kemarin, melihat story Instagram dengan tulisan sedang baca #kkndesapenari. Awalnya saya berpikir apakah itu sebuah makalah? Haha.Hingga malam menjelang tidur, saya iseng buka trending twitter. Saya melihat tagar #kkndesapenari. 

"Wah ada apa ini?" Akhirnya ketemulah sebuah thread. Lumayan panjang. Awalnya mau menyerah untuk baca. Saya coba lompat ke akhir ternyata cukup mengagetkan. Saya mulai kembali baca perlahan agar tidak salah paham (lumayan panjang ceritanya, mungkin menghabiskan waktu 30 menit agar selesai).

Katanya cerita ini berdasarkan kisah nyata.

Ceritanya singkatnya kurang lebih begini :

Sekelompok mahasiswa ingin mencoba KKN di tempat yang masih sangat sepi di sebuah desa di daerah timur jawa. Tepatnya sekitar Surabaya. Ceritanya berawal di tahun 2009. Jadi udah sepuluh tahun. Awalnya hanya 2 orang yang cek lokasi. Di lokasi sudah ditolak oleh orang desa bernama Pak Prabu, tapi mereka memohon agar tetap KKN. Singkat cerita mereka diizinkan dan kedua orang ini mencari teman-teman yang juga ingin KKN bareng di tempat tersebut. Jadi mereka yang menawarkan tempat KKN bukan pihak kampus yang mencarikan.

Ada 6 tokoh (nama samaran). Nur, Ayu, Widya, wahyu, Anton, dan Bima. Di sini, yang paling banyak kaitannya adalah Nur, Ayu, Widya, dan Bima.

Nur dari awal sudah bisa melihat makhluk semacam genderuwo. Nur dan Widya sempat juga sama-sama mendengar suara gamelan dan melihat orang menari menggunakan selendang saat baru pertama kali datang. Pak Prabu dan Mbah (seorang kakek tua) setelah diceritakan Nur akhirnya melakukan adat penyambutan yaitu memotong leher ayam dan darahnya dialirkan di sebuah batu keramat.

Singkat cerita si Bima tertarik pada Widya. Ternyata Bima mendapatkan semacam mustika yang diberikan oleh seorang perempuan untuk diserahkan kepada wanita yang disukainya. Juga sebuah selendang. Tapi Bima menitipkan pada Ayu. Ayu yang sebagai perantara tidak menyampaikan karena mungkin suka sama Bima. Si Wahyu sendiri merasa Bima aneh setiap di dalam kamar sendirian. Karena terdengar suara perempuan dan suara (maaf) onani. Setelah dicek tidak ada Perempuan. Nur mengecek lemari ternyata ada ular yang kemudian hilang begitu saja.

Suatu hari Ayu dan Bima yang memiliki proker bersama lama tidak pulang. Nur mencarinya di tempat terlarang. Di mana seharusnya mereka tidak ke tempat itu. Betapa kaget Nur karena menemukan Bima dan Ayu yang melakukan hubungan suami-istri. Di situlah puncak kemarahan Nur karena Bima teman sepesantren dulu ternyata begitu berani. Tidak memikirkan resiko di tempat ini yang keramat juga tidak memikirkan umi dan abahnya.

Lalu Nur mencoba mencari benda pusaka di tas Ayu. Dia menemukan selendang itu.
Beberapa hari kemudian, Ayu akhirnya tidak sadar dan mulut selalu terbuka lebar dengan mata ke arah atas seperti orang lumpuh. Bima dan Widya pun hilang. Bima ditemukan tapi masih seperti orang kesurupan. Widya bisa kembali.

Pak Prabu dan Mbah juga marah akan hal kenapa bisa ada selendang di mereka. Konon dulu masyarakat sering melakukan tarian untuk memuja dan persembahan makhluk halus. Tapi ternyata mereka selalu minta tumbal anak gadis perawan. Dalam cerita ini sepertnya mereka mengincar Widya namun selendangnya ada pada Ayu. Dan berpindah pada Nur yang selalu dilindungi.
Pak Prabu menyesal harusnya menolak mereka dari awal.

Hingga pihak kampus dan keluarga datang ingin mengambil Bima dan Ayu yang belum sadar. Si Mbah minta ditinggal dulu sampai jiwanya dikembalikan. Tapi keluarga menolak. Selama 3 bulan ayu dirawat dalam keadaan seperti itu hingga meninggal. Bima pun awalnya berteriak ular dan kemudian juga harus berpulang selama-lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun