Mohon tunggu...
Pocut Ghina Shabira
Pocut Ghina Shabira Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi

Traveler. Blogger. Bollywood Lover.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Renungan Bagi Kita, Para Wanita Milenial

11 Mei 2019   14:23 Diperbarui: 11 Mei 2019   14:34 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.tabloidbintang.com 

Terlahir menjadi seorang wanita merupakan sebuah anugerah yang sangat istimewa dari Tuhan. Wanita diberikan kesempatan untuk mampu mengandung bayi dan menjadikannya sebagai ladang pahala baginya di akhirat kelak. Wanita diberikan karunia bahwa kodrat surga berada di bawah telapak kakinya ketika ia menjadi seorang ibu nantinya. Sungguh sangat beruntung menjadi seorang wanita.

Namun, goncangan yang harus ia hadapi juga tak kalah berat. Di era milenial saat ini, cobaan yang harus dijalani seorang wanita sangatlah kompleks. Berbagai godaan datang menghampirinya, entah itu dari lingkungan sekitar maupun dunia luar. Sebut saja fenomena yang marak terjadi sekarang ini; pergaulan bebas, narkoba, terorisme, dan pengaruh media sosial yang kian berkembang pesat. Arus globalisasi yang terus berjalan terkadang menjadikan wanita sebagai sebuah objek tolak ukur apakah arus tersebut mampu mempengaruhi lingkungan kaum milenial itu sendiri.

Sebagai contoh, kasus pergaulan bebas yang hampir setiap hari terjadi di negeri ini sangat membuat kita miris. Tak kenal umur, tak kenal jenjang pendidikan, dengan mudahnya terkadang wanita 'menyerahkan' harga dirinya kepada lelaki yang bahkan tidak ada yang bisa menjamin bahwa ia akan menjadi suami sahnya kelak. Kasus 19 orang anak di Garut yang kecanduan seks akibat menonton video porno baru-baru ini, menjadi tamparan keras bagi kita bagaimana arus globalisasi sangat menjadikan wanita seolah-olah semakin tidak harganya, dengan maraknya kasus penyimpangan seksual dimana-mana, bahkan hingga kalangan anak di bawah umur. Belum lagi kasus prostitusi online yang dilakukan oleh publik figur negeri ini. Semakin menambah panjang catatan hitam kaum wanita milenial.

Sekian puluh tahun yang lalu dalam masyarakat Jawa telah mengenal ukuran kesuksesan seorang pria dilihat melalui lima hal yakni: wisma (rumah), turangga (kuda), curiga (pusaka), kukila (burung), dan wanita (istri) (Suryadi dalam Endraswara, 2002). Pengertian ini memiliki makna bahwa pria dianggap sukses dalam hidupnya apabila memiliki kelima hal tersebut. Kemudian tak heran jika kini banyak kaum wanita yang menganggap ukuran diatas merupakan hal yang stereotipe karena unsur-unsurnya lekat dengan pria, kemudian adakah ukuran kesuksesan yang yang berlaku bagi wanita? 

Ketika pertanyaan ini diajukan sekian puluh tahun yang lalu mungkin jawaban yang akan diterima atas pertanyaan 'suksesnya' seorang wanita meliputi macak (berdandan), manak (melahiran anak), dan masak (memenuhi kebutuhan dapur). Zaman pun telah bergulir, yang disebut-sebut sebagai zaman milenial, apakah orang-orang masih menilai wanita dari ketiga unsur tersebut? Tentu tidak, sebab harus kita sadari bahwa menjadi seorang wanita masa kini harus memiliki prinsip lebih dari ketiga hal di atas. Wanita milenial tidak hanya menjadi 'pabrik anak' saja di mata lelaki, tidak hanya menjadi 'babu' di rumah sendiri, dan tidak hanya bisa menghabiskan uang untuk berdandan saja. Wanita milenial bisa lebih dari itu!

Dua poin di bawah ini patut untuk kamu renungkan dalam menjadi wanita di era milenial.

1. Bentuk dirimu menjadi seorang Empowered Woman

Empowered memiliki arti to make stronger and more confident; especially in controlling their life and claiming their rights, yakni menjadikan kuat dan percaya diri atas penentuan jalan hidup dan menegakkan pemenuhan hal-hal yang menjadi hak seorang wanita. Artinya, tidak ada kata terlambat bagi kalian untuk menentukan tujuan dalam menggapai impian kalian. Percayalah pada kemampuan yang kalian miliki dan tekuni hal itu dengan fokus, jangan minder ketika suatu saat kalian harus dihadapkan pada permasalahan sebab justru itu yang akan 'membentuk' diri kalian menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Jangan segan untuk bersuara dalam suatu forum, buktikan bahwa kamu benar-benar wanita independen yang berpengetahuan luas. Menjadi vokal bukanlah sebuah dosa. Yakinlah pemikiran seorang wanita akan selalu memiliki peran yang penting dalam sebuah komunitas. Empowered Woman cenderung berani memperjuangkan haknya ketika ia rasa ada ketidakadilan yang mengganjal. Kini peran wanita banyak diperhitungkan dalam berbagai bidang maka manfaatkanlah hal ini dengan cara jangan takut untuk belajar dan menekuni sesuatu. 

Lantas, apakah seorang Empowered Woman adalah wanita yang sempurna? Tentu saja bukan. Seorang Empowered Woman tidak ragu untuk mengambil resiko dan ketika gagal ia sanggup bangkit dan siap untuk menghadapi beragam rintangan kedepan karena ia telah memiliki 'bekal' dari pengalamannya. Empowered Woman tidak hanya percaya pada dirinya sendiri namun ia juga memiliki kepercayaan yang tinggi dengan orang-orang di sekitarnya. 

2. Ingatlah bahwa kamu wanita dan begitu berharga

Banyak orang berkata bahwa satu yang kurang dari seorang wanita, yakni mereka sering lupa betapa berharganya ia. Mungkin saja karena lingkungan yang terlalu male-oriented, tak jarang membentuk kepribadian pasrah terhadap keadaan dimana mereka berharap untuk selalu 'diselamatkan' oleh seorang pria. Figur seorang pangeran berkuda putih yang ada di cerita anak-anak itu jangan terlalu didambakan, jadilah realistis.

Coba tengok berapa banyak kasus kehamilan di luar nikah yang terjadi di negeri ini? Kemudian ketika sang ibu malu untuk mengandung bayi dari seorang pria yang tidak sah dengannya mereka cenderung mengambil jalan pintas dengan melakukan Aborsi, bahkan tega membunuh dan membuang buah hatinya sendiri. Lingkungan sosial akan menghakimi dengan jalan mengucilkan sang ibu, bahkan keluarganya sendiri bisa jadi tak segan untuk tidak menganggapnya lagi. Hukum yang berlaku akan dengan mudah menimpa ibu sang bayi dengan berbagai pasal serta sanksi. Namun bagaimana dengan ayah sang bayi? Beban yang ia pikul tidak sebanding dengan si wanita tadi.

Belum lagi kasus kekerasan dan pelecehan seksual, perceraian yang diakibatkan oleh perselingkuhan, dan sebagainya. Hal-hal mengerikan ini, sempatkah kamu pikirkan ketika sudah terlanjur terbuai cinta buta?

Tuhan mungkin memang tidak menciptakan wanita dengan sempurna, namun Tuhan menjamin bahwa wanita adalah makhluk yang berharga di muka bumi. Wanita memang lebih perasa, namun menggunakan sedikit logika juga tidak ada salahnya. Maka dalam segala situasi apapun yang sedang kamu lalui, jangan lupa untuk menjaga martabatmu sendiri.

Semoga renungan di atas dapat membuka pikiran kita sebagai wanita milenial yang mulai lupa betapa berharganya diri kita di era globalisasi saat ini. Ingatlah, kita (wanita) adalah makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Janganlah nodai kehendak Tuhan tersebut dengan kenikmatan sesaat yang menyimpan sejuta penderitaan di masa depan :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun