Mohon tunggu...
Uyung
Uyung Mohon Tunggu... Administrasi - ASN, Penulis, dan Big Data Enthusiast

Seorang ASN (Aparatur Sipil Negara), cinta menulis, cinta keluarga, Big Data Enthusiast, penulis buku 'Catatan Parno PNS Gila', dan lil bit crazy :P Bisa diliat pemikiran gilanya di http://pnsgila.wordpress.com dan akun twitter @UyungPNSgila

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi Vs Prabowo dalam Jejak Digital

2 September 2019   11:05 Diperbarui: 3 September 2019   08:07 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah keunggulan dari Cawapres nomor 02 mampu mendongkrat popularitas Prabowo? Mari kita lihat:

tangkapan layar/dokpri
tangkapan layar/dokpri
Kalau dilihat dari kata kunci 'jokowi amin' vs 'prabowo sandi', terlihat memang popularitas dua kata kunci ini sangat jauh berbeda. Kalau dibilang faktor Cawapres Sandiaga Uno memegang peranan penting dalam popularitas bisa dikatakan benar. Kepopuleran Sandi Uno memang bisa dilacak jauh sebelum perhelatan Pemilu 2019, yaitu dimulai ketika masa kampanye Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017.

Lalu apakah hal di atas bisa menunjukkan preferensi pilihan politik publik terhadap kedua paslon ini? Saya mencoba mengkombinasikan beberapa kata kunci yang bisa menunjukkan preferensi pilihan paslon tertentu. Yang pertama menggunakan kata kunci 'jokowi prabowo' dan 'prabowo jokowi'. Mengapa menggunakan dua kata kunci tersebut?

Menurut riset, penggunaan nama calon yang mendahulu nama calon yang lain bisa menunjukkan bagaimana preferensi terhadap nama calon tersebut. Bila nama calon yang disukai, maka nama calon tersebut ditaruh di depan atau mendahului  nama calon yang lain. Format ini yang akan saya coba terapkan untuk mengetahui preferensi yang dimaksud.

tangkapan layar/dokpri
tangkapan layar/dokpri
Hasilnya ternyata cukup menarik. Ternyata penggunaan kata kunci 'jokowi prabowo' dan 'prabowo jokowi' sama kuatnya. Sayangnya, dalam penggunaan Google Trends, kita tidak bisa melihat secara detail berapa banyak kata-kata kunci tersebut muncul. Bisa jadi salah satu dari kata kunci tersebut lebih banyak dari kata kunci tersebut walaupun sangat tipis perbandingannya.

Untuk itu, saya coba menggunakan pendekatan yang lain. Saya menggunakan kata kunci 'pilih jokowi' dan 'pilih prabowo'. Terkadang publik sering kali menunjukkan kecenderungan politiknya secara langsung dalam menggunakan kata-kata pencarian di Google. 

Seperti yang dikatakan Seth Stephens-Davidowitz, kata-kata kunci yang terekam oleh Google bisa memberi tahu kita banyak hal tentang apa yang sesungguhnya mereka fikirkan, yang sesungguhnya mereka inginkan, yang sesungguhnya mereka takutkan, dan yang sesungguhnya mereka kerjakan.

tangkapan layar/dokpri
tangkapan layar/dokpri
Dari dua kata kunci ini, akhirnya bisa kita lihat bahwa perbedaan yang sangat tipis itu bisa terbaca. Di sini bisa dilihat bahwa 'pilih jokowi' unggul tipis dari 'pilih prabowo' dengan perbandingan 13 berbanding 12, atau 52% dengan 48%. Ya memang tidak sama persis dengan hasil dari penetapan KPU. Tapi data ini bisa jadi prediksi awal seberapa besar peluang paslon bisa memenangkan kontestasi ini. Saya belum mencoba dengan menggunakan kata kunci lain sebagai perbandingan, atau kata kunci lain yang lebih banyak hasil pencariannya.

Kalau kita gali lebih lanjut dari kedua kata kunci tersebut, maka ada sejumlah hal menarik yang bisa kita lihat. Coba kita lihat kata kunci yang terkait dengan kata kunci 'pilih jokowi' dan 'pilih prabowo':

tangkapan layar/dokpri
tangkapan layar/dokpri
tangkapan layar/dokpri
tangkapan layar/dokpri
Dari sini nampak kata-kata kunci yang berhubungan dengan dua kata kunci kita ini menunjukkan kecenderungan yang sama. Bahkan ada satu kata kunci yang jelas-jelas menyatakan dukungan kepada paslon tertentu. Saya tertarik mengamati kata kunci pertama yang muncul ini. 

Faktor agama atau figure pemuka agama ternyata masih menjadi trigger atau pendorong publik untuk menentukan pilihan politiknya (riset yang lebih mendalam soal ini mungkin akan dibahas tersendiri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun