Mohon tunggu...
PM Tangke
PM Tangke Mohon Tunggu... -

just a man trying to be good

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paskah Halau Galau (Lukas 24:1–12)

7 April 2012   17:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

PASKAH MENGHALAU GALAU

(Lukas 24:1–12)



Tema Paskah GT: Jangan Takut Ia Sudah Bangkit (Da’ mimataku’, tuomo Ia sule).

Akhir-akhir ini, saya sering mendengar kata “galau”. Juga ada istilah “ANDILAU” yang berarti “antara dilema dan galau”. Galau adalah pikiran kacau tidak karuan yang membawa perasaan gelisah. Galau merupakan bagian dari takut. Galau dialami oleh semua lapisan umur, walau istilah ini lebih ngetren di anak muda-remaja.

Garis Besar Lukas 24:1-12


  1. Galau karena terluka (ay.1). Para perempuan (saksi kematian Yesus-Luk 23:55) membawa rempah yang berarti mereka masih sangat berduka/terluka masa lalu. Harapan mereka turut mati bersama Yesus, mereka terluka dan berduka. Masa lalu yang mendukakan dan harapan yang tidak tercapai merupakan sumber kegalauan utama menjalani kehidupan. Meyakini bahwa Tuhan mau memulihkan duka dan Tuhan tahu yang terbaik bagi kita, dapat membuat kita merasakan ketenangan menjalani hidup ini.
  2. Galau karena lemah (ay.2). Siapa yang akan membuka kubur itu? Kita ini lemah sedangkan batu penutup kubur itu terlalu besar! Terlalu banyak perkara indah yang tidak dilakukan karena kita focus pada kelemahan kita saja. Kita harus banyak belajar tentang kekuatan Allah, dimana tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Tuhan adalah kekuatan kita. Libatkan Tuhan dalam hidupmu, maka masalah yang akan dihadapi akan disingkirkan Tuhan.
  3. Galau karena yang dicari tidak ditemukan (ay.3-4). Terlalu yakin Dia dibaringkan dikubur ini, tapi mengapa hilang? Ini bisa menimbulkan perasaan kecewa, marah, sedih. Kita ingin mendapatkan segera apa yang kita inginkan. Kita lupa bahwa bukan hanya kita yang punya rencana atas hidup kita, hidup anak, hidup orang yang dikasihi, tetapi juga Tuhan punya rencana terhadap hidup kita. Jika rencana kita berbeda dengan rencana Tuhan, maka tentu yang kita dapatkan adalah yang direncanakan Tuhan. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN” (Yesaya 55:8). Mungkin, yang kita dapatkan tak sesuai pencarian/harapan kita. Namun, percayalah Tuhan, yang berkuasa atas jalan hidupmu. Tuhan sedang menuntunmu/mengarahkan jalanmu menuju kehidupan damai sejahtera.
  4. Galau karena takut (ay.5). Siapa yang tidak pernah takut? Semua orang mengalaminya. Ada kakek/nenek yang takut mati, ada orangtua yang takut gk punya anak, tapi ada juga yang takut karena punya anak, ada pemuda yang takut gak punya masa depan, ada banyak anak yang takut gak punya orangtua, tapi banyak juga anak yang takut justru kepada orangtuanya. Ketakutan bagai “mencari yang hidup diantara yang mati”. Ada kesalahan tempat mencari. Ada kesalahan/dosa? Wajarlah kalau takut. “berani karena benar, takut karena salah”.
  5. Galau sirna (ay.6-8). Galau para perempuan itu sirna ketika mengingat perkataan Yesus bahwa Ia akan bangkit. Terlalu sering kita galau karena melupakan Firman Tuhan. Atau, kita ingat tapi kurang percaya. Percayalah dengan sungguh akan firman-Nya yang berkuasa. Jangan hanya bersandar pada pengertian kita yang sempit dan cenderung korup. Kebangkitan Kristus (Paskah) seharusnya melenyapkan kegalauan hidup. Ia telah bangkit. Ia hidup untuk menolong. Ia ada dalam diri kita. Bersama Dia yang bangkit, galau sirna.
  6. Si Galau jadi penghalau galau (ay.9-10). Perempuan yang tidak galau mengingat saudaranya yang masih galau. Mereka terpanggil untuk melenyapkan kegalauan saudara-saudaranya. Mereka sadar bahwa Kebangkitan Kristus untuk dunia, bukan hanya dinikmati sendiri. Paskah berdimensi social. Tidak membiarkan yang lain, termasuk negeri ini yang galau karena korupsi, terus dalam kegalauan. (Gereja melawan Korupsi, tema Paskah PGI-KWI.Menurut Gomar Gultom, ada tiga penyebab korupsi: (1) Kegagalan masyarakat terutama keluarga, (2) Kegagalan pendidikan di sekolah, dan (3) Kegagalan lembaga agama.Ada empat spiritualitas anti korupsi: (1) Integrity: yang diucapkan sama dengan yang dilakukan, (2) Identity: kita adalah Gambar Allah, jangan kita rusak, (3) Intimacy: Intim dengan Tuhan, dan (4) Influency: Orang Kristen punya pengaruh bagi orang lain. Jadi terang bagi banyak orang).
  7. Galau, no way, walau ada tantangan (ay.11-12). Upaya yang baik-positif, tak selamanya diterima dengan baik-positif. Tak perlu kembali galau. Teruslah setia mencerikan berita tentang kebangkitan Kristus melalui karya hidupmu. Tantangan demi tantangan, memang masih akan dijumpai, tapi jangan lagi galau. Hidupmu ditangan Tuhan, itu suatu kepastian yang menentramkan. Apapun tantangannya, janganlah lagi galau, tapi bersyukur selalu. Bersyukur akan membuat kita selalu berbahagia, bukan sebaliknya. Ingat Firman-Nya. Tuhan, tetap bersamamu. Percayalah, “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia” (I Korintus 15:58).

Selamat Paskah 2012, Tuhan Memberkati, Selalu!

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun