Mohon tunggu...
alwindo Colling
alwindo Colling Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sindiran yang elegan adalah sindiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan ~ Aku Menulis Maka Aku Ada***

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pulau OBI dikuasasi Investor, Masyarakat dapat Apa ?

7 Agustus 2020   13:59 Diperbarui: 8 Agustus 2020   04:09 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tambang nickel di pulau obi, Desa Kawasi kab. halmahera selatan, prov. maluku utara.

     

Pulau obi adalah pulau yang terletak di timur Indonesa. Tepatnya di Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kepulauan OBI. kepulauan obi menyimpan banyak kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sumber daya alamnya kalau dikelola dengan baik tentu generasi obi tidak lagi miskin secara finansial, dan miskin secara intelektual,  Melainkan generasi yang berintelek dan mampu bersaing dari segi sumber daya manusianya.

Tetapi sangat disayangkan orang obi hanya sebagai buruh kasar di tanah leluhurnya  itu, karena tidak mampu bersaing  menggunakan sumber daya manusianya, kalaupun mampu dalam segi sumber daya manusia, lagi-lagi mereka kalah karena tidak mempunyai orang dalam yang memiliki kedudukan yang strategis.

Saya melihat saudara, kawan, orang tua, bekerja hanya menjadi buruh kasar, contohnya bekerja sebagai security, tukang angkat sampah, tukang bungkus nasi dll.  Ini adalah suatu penghinaan terhadap masyarakat obi sebagai tuan rumah.

Sedangkan dampak dari pertambangan,  mengubah banyak hal, dari social budaya, ekonomi lingkungan dan tidak jarang melanggar HAM. Demokrasi diabaikan, pihak corporate mengerakkan oknum-oknum aparat /penegak hukum demi memuluskan tujuannya, meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Sekian lama para corporate berada di pulau obi dengan investasi yang milyaran  /triliunan, namun disisi infrastruktur pembangunan, sumber daya manusia, kesehatan di pulau obi jauh dari kata seharusnya. 

 Pendidikan, sarana-prasarana pendidikan tidak sesuai dengan perkembangan zaman, di luar sana orang sudah belajar menggunakan teknologi karena tuntutan zaman dengan metode pembelajaran yang modern. Di kepulauan obi masih diperhadapkan dengan kekurangan tenaga pengajar, tidak layaknya bangunan sekolah, dan fasilitas lainya yang tidak menunjang proses pembelajaran untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa (anak-anak OBI), di era globalisasi revolusi industry 4.0. Bagaimana orang obi bisa bersaing secara intelektual  di era revolusi industri ini, sedangkan generasi mudahnya tidak tersentuh dengan pendidikan sesuai jamannya.

Kebutuhan fasilitas kesehatan, tenaga medis di Pulau Obi ini masih sangat terbatas, meskipun terdapat puskesmas dengan fasilitas rawat inap, namun dari aspek infrastruktur belum memenuhi kebutuhan untuk pengobatan penyakit-penyakit tertentu. Hanya terdapat 2 dokter yang bersifat paruh waktu dan 6 paramedis yang terdiri dari mantri, bidan dan perawat. Kurangnya fasilitas dan tenaga medis berakibat pada tidak tertanganinya berbagai penyakit yang menyerang masyarakat.

Untuk mendapatkan fasilitas kesehatan harus melalui urusan administratif yang rumit, karena selama ini jika ada pasien yang sakit maka harus dirujuk ke Pulau Bacan dengan melalui jalur laut.

Banyak lahan perkebunan masyarakat dirampas dengan bayaran yang tidak sesuai, karena pihak corporate sudah memiliki ijin (legalitas) dari pemerintah, pihak corporate  berdali bahwa lahan perkebunan masyarakat adalah milik Negara sehingga mereka dengan gampangnya melakukan aksi main gusur secara sepihak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun