Mohon tunggu...
PMM UMMTORONGREJO
PMM UMMTORONGREJO Mohon Tunggu... Lainnya - PMM UMM TORONREJO KOTA BATU JAWA TIMUR

Judul / Tema Kegiatan : Solusi pintar dari dampak Covid-19 dikalangan Petani dan Peternak / Edukasi Covid-19 dikalangan Pertanian dan Peternak di era new-normal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa UMM Ciptakan Produk Pertanian Pestisida Nabati dari Bahan Aktif Tumbuhan di Desa Torongrejo Kota Batu

21 Desember 2020   15:39 Diperbarui: 21 Desember 2020   15:52 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa UMM menciptakan produk pestisida nabati untuk para petani di desa torongrejo Batu. (Dokpri)

Adanya musibah Covid-19 ini mengakibatkan bahan baku pertanian mahal ditambahlagi kebutuhan untuk kegiatan pertanian harus tercukupi untuk sektor pangan. Kami dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang PMM Kelompok 3 Gelombang 14 dengan beranggotakan Rizal Mawardi (Teknik Informatika/FT), Avinda Arista Putri (Teknik Industri/FT), Ferdi Agung Prasetiyo (Aquakultur/FPP), Jesika Rachmawati (Agroteknologi/FPP) dan Royan Nur Maulana (Agroteknologi/FPP) dan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Anis Farida Jamil, M.Pd, menciptakan suatu produk pertanian yaitu pestisida nabati dari bahan aktif tumbuhan yaitu daun mahoni yang dapat mencegah serta mematikan hama pada tanaman baik tanaman sayur/hortikultura, hias, obat dan buah. 

Cara pembuatan produk pestisida nabati ialah daun mahoni atau daun sirsak ataupun daun nimba tetapi disarankan daun mahoni karena daun mahoni dalah bahan aktif tumbuhan yang paling bagus dibandingkan daun yang lain. Memisahkan daun mahoni dengan tulang daun, memblender daun mahoni denagn air secukupnya dan mengental hasilnya, setelah itu disaring dengan kain dan diperas. Menyimban ekstrak pestisida nabati selama 3 hari, kemudian diaplikasikan ke tanaman baik sayur, hias, obat dan buah yang terserang hama sebaiknya diaplikasikan pada pagi atau sore hari. Pengaplikasiannya dengan cara 200ml ekstrak pestisida nabati dan 1liter air yang dimasukkan di tangki sprayer, kemudian semprot pada tanaman yang terpapar hama sampai rata menyeluruh.

Proses pembuatan produk pestisida nabati dari bahan aktif tumbuhan yaitu daun mahoni  (Dokpri)
Proses pembuatan produk pestisida nabati dari bahan aktif tumbuhan yaitu daun mahoni  (Dokpri)

Kami membuat produk pestisida nabati dari pengetahuan serta ilmu praktikum pada jurusan agroteknologi fakultas pertanian yang telah teruji kebenarannya dengan dikuatkan pada jurnal-jurnal nasional maupun internasional. oleh sebab itu kami mengharapkan pada para petani diseluruh Indonesia menggunakan atau membuat produk pestisida nabati ini karena bahan aktifnya dari tumbuhan yang tidak memberikan dampak negatif baik dari tanamannya, unsur hara tanah ataupun konsumen serta lebih hemat dibandingkan dengan bahan aktif kimia serta akan menimbulkan dampak. 

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan berbagai senyawa kimia alami yang berasal dari tumbuhan. Pemanfaatan insektisida nabati selain dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan, bahannya mudah di dapat, dan harganya relatif lebih murah apabila dibandingkan dengan pestisida kimia.  Pemanfaatan bahan tumbuhan bisa mengurangi bahaya untuk kesehatan manusia dan ternak dan pengurangan biaya produksi untuk penggunaan pestisida kimia. 

Produk Pestisida Nabati siap diaplikasikan ke tanaman dan dibagikan untuk petani Desa Torongrejo Batu  (Dokpri)
Produk Pestisida Nabati siap diaplikasikan ke tanaman dan dibagikan untuk petani Desa Torongrejo Batu  (Dokpri)

Tanaman pertanian sering dirusak oleh organisme penganggu yang secara ekonomis sangat menganggu dan merugikan petani. Organisme penganggu tanaman (OPT) adalah hama. Serangan hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produktivitas dan mutu tanaman. Salah satu hama yang sering dijumpai menyerang tanaman adalah ulat grayak. Ulat grayak ( Spodoptera litura F.) merupakan hama yang dapat penurunan produktivitas bahkan kegagalan panen karena menyebabkan daun dan buah sayuran menjadi sobek, terpotong-potong dan berlubang bahkan puso. Hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) dikenal juga sebagai ulat tentara, hal ini dikarenakan ulat grayak menyerang tanaman secara bergerombol sehingga daun tanaman yang diserang cepat habis dan meranggas. Tingkat serangangan yang diakibatkan oleh ulat grayak sangat tinggi. Hama ini mampu menghabiskan tanaman dalam satu malam saja. 

Banyaknya permasalahan serta dampak negatif yang ditimbulkan terhadap penggunaan insektisida kimia, kiranya upaya terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) yang melibatkan pengendalian serangga pengganggu secara kimiawi, biologis kultur teknis dan penggunaan varietas resisten terhadap hama tertentu. Penggunaan bioinsektisida dapat dijadikan salah satu alternatif dalam menanggulangi organisme pengganggu tanaman. Untuk menunjang konsep PHT dalam rangka pengurangan penggunaan bahan insektisida perlu dicari alternatif pengendalian yang bersifat ramah lingkungan antara lain penggunaan bahan bioaktif (insektisida nabati, attraktan, repellen), musuh alami (parasitoid dan predator serta patogen), serta penggunaan perangkap berperekat. 

Penggunaan pestisida nabati sangat diharapkan sebagai salah satu insektisida alternatif yang dapat digunakanuntuk menghindarkan terjadinya resistensi dan resurgensi terhadap serangga S. litura. Tanaman mahoni sejak dulu sudah dikenal oleh nenek moyang mempunyai sejuta manfaat, baik untuk kesehatan maupun untuk digunakan sebagai pestisida nabati. Bagian tanaman yang digunakan untuk pestisida nabati adalah bagian daun ,biji dan kulit batang mahoni. Pestisida dari tanaman mahoni umumnya bersifat racun yang bekerja lambat serta memiliki efek penghambat makan dan menghambat perkembangan. Zat yang terkandung dalam daun mahoni yaitu saponin dan flavonoid berperan sebagai repellence dan racun bagi serangga. Tepung daun mahoni dengan konsentrasi 8% dapat menurunkan jumlah populasi (Sitophilus zeamais). Kulit kayu mahoni mengandung senyawa triterpenoid, limoid, flavonoid, saponin, dan terpenoid serta alkaloid dan tanin. Kulit mahoni juga terbukti mengandung katekin, epikatekin, dan swietemakrofilanin. Salah satu contoh senyawa flavonoid yang berperan sebagai insektisida adalah senyawa rotenoid yang merupakan racun penghambat metabolisme dan sistem saraf yang bekerja perlahan. Serangga yang mati diakibatkan karena kelaparan akibat kelumpuhan pada alat mulutnya.

Informasi lengkpa kami di instagram pmm_umm_torongrejo
Informasi lengkpa kami di instagram pmm_umm_torongrejo


Terimaksih atas perhatiannya, dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun