Mohon tunggu...
PMM 35 Tegalgondo
PMM 35 Tegalgondo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Merupakan media publikasi untuk kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Kelompok 35 Gelombang 4 di Desa Tegalgondo, Kabupaten Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Badai Pandemi Tak Menghalangi Mahasiswa UMM untuk Mengabdi pada Masyarakat

24 Juli 2020   09:02 Diperbarui: 24 Juli 2020   08:54 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Situasi Pandemi telah mengistirahatkan banyak kegiatan pada hampir semua lini termasuk didalamnya kegiatan pendidikan. Kuliah kerja nyata atau KKN yang biasanya dilakukan bulan Juli hingga Agustus terpaksa harus dialihkan dengan model kegiatan lain.

Saat ini, Universitas Muhammadiyah Malang sedang mengusung program yang disebut Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat (PMM) di daerah masing-masing. Hal ini berdasarkan pada putusan Wakil Rektor III UMM mengingat kondisi sekarang yang tidak memungkinkan mahasiswa untuk terjun langsung secara bergerombolan, oleh karena itu program ini diusung untuk menggantikan KKN yang semestinya dilakukan. Meski berbeda konsep, program ini tetap memiliki tujuan yang sama dengan KKN yang seperti biasa yaitu menjalankan misi perguruan tinggi yaitu memberikan kontribusi langsung pada masyarakat.

Ada beberapa jenis PMM yang ditawarkan oleh kampus salah satunya adalah PMM Bhaktimu Negeri yang juga diikuti oleh kelompok 35. Ini merupakan program pengabdian yang dilakukan secara individu atau berkelompok dengan maksimal anggota 5 orang. Mahasiswa bebas untuk memilih tema dan program kerja yang akan diusung, namun disarankan untuk pelaksanaannya dilakukan di daerah masing-masing atau tempat mahasiswa menetap sekarang, sebab semenjak Covid-19 merebak mahasiswa banyak memutuskan untuk pulang kampung.

Hal ini dilakukan guna untuk meminimalisir resiko penyebaran Covid-19.  Yang menarik dari PMM ini adalah mahasiswa yang ikut bukan hanya yang berada di semester akhir, namun juga boleh diikuti mahasiswa dari semester 1-5 dari semua jurusan S1. Jika ingin mendaftar, mahasiswa cukup mengajukan proposal kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM sesuai dengan format yang diberikan. Kemudian setelah disetujui maka akan diberikan pengarahan oleh DPPM dan kegiatan pendampingan dari dosen. Semua proses ini dilaksanakan secara online sehingga mahasiswa yang berada di luar daerah pun dapat mengikuti kegiatannya.

PMM Kelompok 35 Gelombang 4 yang digaungi oleh Nurfitriani Marsuki dari jurusan Psikologi dan Andi Sitti Nurfaisah dari jurusan Ilmu Komunikasi, berkolaborasi untuk melakukan kegiatan PMM yang berfokus pada bidang pendidikan. Program yang diusung adalah "Program Belajar Bersama dengan Anak-Anak di Desa Tegalgondo Malang".

Kegiatan ini didasari karena melihat pembelajaran daring tampaknya kurang efektif bagi anak-anak terutama yang duduk dibangku SD/MI sederajat. Saat melakukan survey data ke rumah warga Desa Tegalgondo, banyak siswa mengeluhkan sulit untuk  memahami pembelajaran secara daring, terlebih siswa merasa cepat bosan karena tidak adanya interaksi langsung dengan guru dan teman-temannya. Selain itu, orang tua mengeluhkan karena dituntut untuk harus terus mendampingi anak belajar dari pagi hingga siang. Beberapa keluhan orang tua yang disampaikan:

"Ini mbak, masalahnya tiap hari itu ada  tugas, dan tugasnya ya meskipun 5 nomor tapi bercabang, satu nomor itu dari a sampai e buanyak mbak. Katanya tidak memberatkan tapi kok malah gitu. bisa sampe 3 halaman folio loh mbak jawabannya. Kalau anak sendiri yang ngerjain tidak mungkin selesai..."

"Tugasnya macem-macem mbak, ada yang disuruh upload ke youtube lah, channel apalah itu. Ada yang upload ke Instagram. Macem-macem, padahal kan belum tentu orang tuanya paham aplikasi kayak gitu..."

"Kasihan mbak, di sini ada orang tua yang nggak punya HP atau laptop kalaupun ada hp belum tentu bisa aplikasinya di pakai. Sekolah bayar, data kuota pun mahal sulit mbak..."

Kecanggihan teknologi dalam pendidikan rupanya belum bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat desa, baik terkendala segi biaya maupun pemahaman teknologi. Padahal sistem pendidikan daring saat ini disamaratakan di seluruh wilayah Indonesia. Anak-anak dan orang tua dituntut untuk belajar melalui daring.

Dalam situasi yang tak menentu ini, maka kelompok PMM 35 Tegalgondo membuat kegiatan belajar bersama untuk anak SD/MI. Kegiatan yang diadakan mencakup pendampingan belajar sesuai dengan mata pelajaran di sekolah serta edukasi mengenai Covid-19 dengan menggunakan metode belajar sambil bermain.. Program belajar ini tentunya tetap mematuhi protokol kesehatan seperti membatasi jumlah anak dalam satu pertemuan yaitu maksimal 10 anak, anak diwajibkan memakai masker serta penyediaan handsanitizer di lokasi. Luaran yang diharapkan adalah agar anak-anak di Desa Tegalgondo tidak terhambat dalam menimba ilmu selama masa pademi serta memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun