Setiap sains memiliki metode dan kesimpulan sendiri. Karena itu, orang tidak bisa begitu saja mengambil kesimpulan dari suatu sains dan menerapkannya begitu saja pada sains yang lain.
Sewaktu Darwin menyatakan adanya seleksi alam, segala-galanya dibuat "berevolusi": pernikahan, moral, agama, bahkan Tuhan.
Ketika Einstein menyatakan teori relativitasnya, segalanya dibuat relatif, termasuk nilai moral dan agama.
Sejak Freud mengemukakan adanya sisi ketidaksadaran, orang berbondong-bondong menjadikan insting sebagai pengganti akal sehat.
Tokoh-tokoh yang disebutkan di atas telah memberi sumbangan penting dalam sejarah pemikiran manusia. Beberapa pembacanya jatuh pada godaan sinkretisme: pencampuradukan metode dan kesimpulan ilmu-ilmu.
Kita tidak bisa mengambil metode "arsitektur" dan menerapkannya pada bidang biologi.Â
Lawan dari sinkretisme adalah sinkronisasi. Pengetahuan menjadi satu tubuh yang menampakkan kemanusiaan.