Mohon tunggu...
David Olin
David Olin Mohon Tunggu... Pustakawan - Belum terlambat aku mencintai-Mu

Setiap kali menatap mentari, bulan selalu mendapat cahaya baru (IG: @david.usolin.sdb) Note: Semua tulisan dalam platform ini dibuat atas nama pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Sinkretisme Sains

12 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 12 Juni 2022   07:04 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap sains memiliki metode dan kesimpulan sendiri. Karena itu, orang tidak bisa begitu saja mengambil kesimpulan dari suatu sains dan menerapkannya begitu saja pada sains yang lain.

Sewaktu Darwin menyatakan adanya seleksi alam, segala-galanya dibuat "berevolusi": pernikahan, moral, agama, bahkan Tuhan.

Ketika Einstein menyatakan teori relativitasnya, segalanya dibuat relatif, termasuk nilai moral dan agama.

Sejak Freud mengemukakan adanya sisi ketidaksadaran, orang berbondong-bondong menjadikan insting sebagai pengganti akal sehat.

Tokoh-tokoh yang disebutkan di atas telah memberi sumbangan penting dalam sejarah pemikiran manusia. Beberapa pembacanya jatuh pada godaan sinkretisme: pencampuradukan metode dan kesimpulan ilmu-ilmu.

Kita tidak bisa mengambil metode "arsitektur" dan menerapkannya pada bidang biologi. 

Lawan dari sinkretisme adalah sinkronisasi. Pengetahuan menjadi satu tubuh yang menampakkan kemanusiaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun