Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Memasak Kuliner Bali untuk Berbagi

16 September 2022   15:41 Diperbarui: 16 September 2022   15:53 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagi masakan Bali hasil "cooking class" privat kepada semeton Orhiba Singaraja Kabupaten Buleleng ...

Memasak di resto bintang lima tidak untuk dimakan sendiri... tapi untuk dibagikan pada orang lain...

Setelah hampir 3 jam (jam 3 - 6 sore) belajar memasak kuliner Bali dalam "Cooking class" privat bersama chef Angga di Dapur resto  Funky Place Lovina, menghasilkan : Ayam Betutu, Sate Lilit Ikan Marlin, Lawar Ayam, Sambel Matah dan Pisang Rai. 

Orang Jakarta  pasti kenal Sambal Matah (mentah) dan mungkin kenal Ayam Betutu yang berasal dari Gilimanuk dan Sate Lilit yang biasa ada pada Nasi Campur Bali. Tapi - seperti saya sebelumnya - pasti tidak tahu resepnya apalagi cara memasaknya. 

Seumur-umur Traveling belum pernah ikut "cooking class". Selama ini Wiskul Traveling ya dari resto ke resto... dari cafe ke cafe.  Gagasan "Mindful Traveling" yang saya gagas mencakup "Traveler's Mindful Eating" yaitu mau mencoba makanan lokal (tentunya yang sesuai keyakinan agama). Buat apa ke Bali, kalau yang dicari adalah resto-resto cepat saji (fast food) atau mie ayam dan bubur ayam yang biasa dimakan di Jakarta. Mengapa tidak mencoba Nasi Jingo Ayam (hanya 5 ribu) atau Tipat dan Rujak Bali? Dan masih banyak lagi makanan Bali yang lezat dan sehat.

Kali ini di Lovina, Singaraja, Bali Utara, saya menambahkan "Mindful Cooking" sebagai agenda "Mindful Traveling" selama di Bali. Belajar masakan lokal adalah "bentuk tertinggi" dari Wisata Kuliner... karena kita tak hanya berhenti sebagai "penikmat" makanan, tapi kita paham dan belajar tentang filosofi, resep dan cara membuat masakan Bali. Menurut saya, makan kuliner Bali apalagi memasaknya adalah  wujud penghargaan pada "kearifan lokal" dengan membaur dengan budaya kuliner Bali... atau saya sebut : "Mem-Bali".

dokpri
dokpri

Saya yang belum sempat makan siang, hanya mencicipi saja sesendok hasil masakan itu. Kecuali Pisang Rai yang kumakan beberapa potong. Selesai klas masak, kuminta semua masakan itu dibungkus. Kuniatkan kubawa ke Pantai Celuk Agung, Anturan untuk dibagikan pada teman2 ORHIBA (Olahraga Hidup Baru) Singaraja yang berlatih saat sunset di sana.

Setelah mendapat pelatihan singkat secara privat oleh Pak Pande (Pelatih Utama ORHIBA Singaraja), saya merasakan langsung manfaat berlatih ORHIBA. Tubuh yang lunglai jadi segar kembali... serasa baterai soak yang di-charge.

Saya secara simbolis menyerahkan 5 masakan Bali dari cooking class sore ini pada Pak Dogo, Pak Putu dan Pak Pande.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun