Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

3 Inspirasi Surfing bagi Kehidupan

1 September 2022   23:09 Diperbarui: 1 September 2022   23:10 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surfing (Berselancar) yang merupakan aktivitas populer turis-turis  asing di pantai-pantai di Bali yang gelombangnya "menantang" memiliki 3 Inspirasi bagi kehidupan, khususnya dalam pengembangan diri (self improvement)  :

1) Melatih kegigihan dan tahan banting (resilience). Bagi pemula yang baru belajar, pasti akan mengalami "kegagalan" di awal : terpelanting, terseret arus, sejenak ditenggelamkan gelombang, terminum air laut sampai tergores.

Jika cepat menyerah dan kapok pasti sampai kapanpun takkan bisa surfing. Berlakulah seperti anak batita yang belajar jalan. Ia akan jatuh dan jatuh lagi. Tapi ia semangat bangkit dan mencoba lagi sampai akhirnya bisa berjalan.

 Mentalitas "pantang menyerah" sampai tujuan (goal) tercapai ini penting untuk dapat bertahan (survive) pada kehidupan sekarang yang diwarnai gejolak, krisis dan ketidakpastian (VUCA).

2)" Bersahabat dengan alam". Arogansi manusia adalah merasa hebat dan suka melawan "kekuatan alam" (force of nature) dengan sains dan teknologi. Terkadang berdalih "membangun" atas nama industri, manusia-manusia tamak justru mengeksploitasi sumber daya alam dan merusak lingkungan. Membuat Ibu bumi menangis... sampai menbalasnya dengan bencana alam yang dahsyat yang sesungguhnya bersumber dari kerusakan lingkungan.

Peselancar tidak frontal melawan hempasan gelombang, tapi memanfaatkan dan "mengendarainya" (riding the waves). Kunci bertahan di papan selancar (surfer board) adalah menjaga keseimbangan selama mungkin berdiri di tengah gelombang. "Menjaga Keseimbangan" (balance) adalah kata kunci hidup bahagia ("balanced life") dan sesuai dengan filosofi budaya Bali "Tri Hita Karana" di Segara (Laut)

Peselancar sehebat apapun takkan bisa terus berdiri sampai ke pinggir pantai. Ketika gelombang sudah reda, ia akan tercebur atau menjatuhkan diri ke papan seluncurnya. Akhir (ending) atraksi surfing ini menunjukkan batas kekuatan manusia.. yang akhirnya "tunduk" pada kekuatan alam.

3) Menjadikan "Bahaya" menjadi "Peluang". Orang biasa umumnya ngeri dengan gelombang ombak yang besar. Mereka menghindarinya dan "cari aman" dengan hanya berenang dan bermain air di tepi pantai yang dangkal (shallow). Beda sudut pdengan para Peselancar, yang justru memandang Gelombang besar itu sebagai momentum untuk memacu adrenalin di laut dalam dengan berselancar.

Makanya berselancar ini cocok untuk melatih mentalitas pengusaha dan wirausaha. Sebagaimana kata "Krisis" dalam bahasa Mandarin (Wei Ji) terdiri dari 2 kata : Wei (Bahaya) dan Ji (Peluang). Seorang yang visioner dan jeli naluri bisnisnya dapat melihat peluang bisnis dari krisis ekonomi . Inilah orang-orang  yang akan melejit di situasi resesi, bersinar di tengah keterpurukan banyak orang.

Selamat berselancar di pantai-pantai Bali yang indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun