Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pelajaran dari Bocah di Masjid

12 Juni 2021   03:24 Diperbarui: 12 Juni 2021   03:55 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Anak Sholeh... dia adalah jamaah Shalat Jum'at di sebelah kananku pada shaf depan... Ayahnya ada di shaf yang lebih belakang. Saya tak mengenalnya, tapi ia menarik perhatianku karena sikapnya yang KHIDMAT menyimak khutbah Jum'at. 

Beda dengan anak2 seumurannya yang biasa bermain dengan temannya atau tak peduli pada Khutbah Jum'at yang "berat" untuk konsumsi "orang dewasa", bocah ini terlihat ANTUSIAS mendengarnya (terlihat jelas dari wajahnya). 

Sikapnya kontras dengan beberapa jamaah dewasa yang terlihat memejamkan mata dengan kepala tertunduk ("tidur ayam") sepanjang khutbah. Iapun turut berdoa pada akhir khutbah. Orangtuanya pasti bangga padanya karena telah mendidiknya secara benar 

Seusai Shalat, saya berkenalan dengannya. Namanya Afif, usia 8 tahun. 

Dari Afif, saya belajar bahwa ketakwaan - sebagaimana kedewasaan - itu TIDAK identik dengan umur. Semakin tua tidak sendirinya berarti lebih dewasa atau bertakwa. Bisa jadi anak muda - dengan semangat belajarnya - lebih baik dari yang orang dewasa.

Saya jadi teringat sahabat Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam : Mush'ab bin Umair yang belia dan tampan. Bagai "selebritis", ia digandrungi gadis2 di Mekkah. Tapi ia ikhlas meninggalkan kenyamanan hidup untuk berjuang di sisi Rasulullah sampai akhirnya mati syahid dalam Perang Uhud. 

Terimakasih Afif untuk inspirasinya...

Khutbah Jum'at pada siang ini  yang dibawakan secara bersemangat oleh Ustadz Sumaryono memang "mencerahkan". Khotib menyampaikan bahwa Allah akan memberikan "Ujian keimanan" pada kita, termasuk sakit, kesulitan ekonomi, kelaparan, dan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Semua ini seharusnya membuat munculnya 2 kesadaran pada diri kita : 

Tugas kita adalah melakukan usaha yang maksimal disertai Doa. Selanjutnya adalah Tawakkal dan ridho pada ketentuan Allah 

"Jangan takut dan bersedih karena sesungguhnya Allah bersama kita". Jagalah Allah di hati kita, maka Allah akan menjaga kita. Jadikanlah Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam sebagai Teladan dalam berbagai aspek di kehidupan kita. 

Akhir hidup yang kita harapkan adalah "Husnul Khotimah", yaitu Wafat dalam Keberkahan dan Kemuliaan. 

*Pandji Kiansantang pada Shalat Jum'at di Masjid Raya Pulo Asem pada 1 Dzulqa'dah 1442 H (11 Juni 2021) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun