Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Urgensi "Revolusi Mental Birokrasi" dalam Perang Melawan Corona

17 September 2020   10:16 Diperbarui: 19 September 2020   01:23 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anjuran untuk selalu memakai masker. (Foto: Dok. pribadi)

Untuk terus "membudayakan" disiplin menjalankan prokes, perlu terus dilakukan berbagai kampanye. Sayangnya, sudah sering muncul kritik bahwa kita pintar membuat "kebijakan yang bagus", tapi hanya "di atas kertas" dan tak dapat dilaksanakan dengan baik di lapangan. 

Semua kebijakan dan sosialisasi itu baru akan efektif jika terpenuhi 2 syarat : 

1) Pejabat dan Pimpinan LEBIH DULU menerapkan Prokes secara disiplin sebagai teladan bagi masyarakat.

 2) Pengawasan yang ketat disertai Penerapan sanksi (law enforcement) yang tegas dan tidak pandang bulu. 

Minimnya Keteladanan Pejabat Dalam Prokes

Penulis akan khusus menyoroti aspek keteladanan pejabat publik. Termasuk dengan tetap memakai MASKER ketika berpidato atau berbicara di depan umum, apalagi yang disiarkan TV. 

Sungguh IRONIS jika ada pejabat yang meminta masyarakat disiplin memakai masker, tapi ia sendiri ketika mengucapkan hal itu TIDAK memakai masker. Ini masih saja terjadi. Ada pimpinan Satgas yang ketika diwawancarai di TV mau saja melepas masker yang sedang dipakainya ketika diminta oleh reporter dengan alasan "sudah jaga jarak". 

Ini contoh yang buruk bagi masyarakat kita yang suka "melepas masker" ketika ngobrol, berbicara akrab dengan orang-orang yang dikenalnya (sanak saudara atau teman-teman). 

Kita juga masih ingat para menteri yang berfoto bersama berdekat-dekatan tanpa masker di Bali. Ketika kritik bermunculan kenapa mereka mengabaikan prokes, ada yang berdalih bahwa wartawanlah yang minta mereka untuk melepas masker sebelum sesi foto bersama. 

Apa demikian mudahnya para menteri "didikte" wartawan dan mengabaikan arahan Presiden? Atau sang pejabat merasa tak nyaman berpidato dengan memakai masker karena wajahnya tidak terlihat penuh? Kenapa tidak pakai faceshield saja? 

Ini baru sedikit contoh tentang buruknya keteladanan pejabat publik. Padahal masyarakat itu meniru "apa yang dilihat" bukan "apa yang diucapkan". Sebagaimana seorang anak tidak akan mematuhi Bapaknya yang menyuruhnya "Jangan merokok! Kamu masih kecil" padahal sang Bapak mengucapkan itu sambil merokok...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun