Mohon tunggu...
Pandji Kiansantang
Pandji Kiansantang Mohon Tunggu... Penulis - "Bahagia Membahagiakan Sesama"

Menulis itu Membahagiakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyiasati "Krisis Silaturahmi" akibat Pandemi

8 September 2020   08:56 Diperbarui: 8 September 2020   09:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi juga mengguncang sendi-sendi kehidupan masyarakat. Jika wabah ini tidak hilang, bisa-bisa kita akan asing dengan konsep "silaturahmi". TALI Silaturahmi itu menjadi kendur, renggang dan lama-lama PUTUS... 

Dalam situasi "Krisis Silaturahmi" seperti sekarang ini, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk tetap "menyambung" tali silaturahmi : 

1) Tetap aktif berpartisipasi dalam Grup WA maupun medsos, minimal menyapa (greeting) "say hello" dengan saudara-saudara jauh dan teman-teman lama. Saling berbagi info (tentunya hindari sebar "hoax")  dan mengapresiasi kiriman info/foto dengan mengucapkan terimakasih. 

2) Ingat dan catat Tanggal-tanggal penting sanak saudara dan relasi kita : Hari Ulang Tahun mereka dan HUT keluarga mereka (istri/suami dan anak) serta HUT Perkawinan (Wedding Anniversary). Jadilah yang pertamakali mengucapkan Selamat pada hari itu. Ini akan dihargai oleh yang bersangkutan. 

3). Menunjukkan simpati di media sosial, mengucapkan selamat atas prestasi atau momen bahagia family dan relasi, serta berbelasungkawa atas kedukaan yang menimpa mereka. 

4) Saling mendoakan... sesuatu "pemberian" yang penting di saat manusia tak berdaya menghadapi pandemi...  Baik yang disampaikan  secara terbuka di medsos maupun Doa pribadi kita dalam kesendirian bagi keluarga dan relasi. 

5) Suara akan lebih "personal" dibanding sekedar KETIKAN  ucapan (apalagi kalau cuma "copas" dari ucapan-ucapan "standar" sebelumnya) yang sering dianggap "basa basi" kesantunan saja. Sekali-kali pada momen penting yang bersangkutan, telponlah. Kirim voice mail juga ide  bagus yang masih jarang dilakukan. Video call yang membuat kita bisa melihat lawan bicara, lebih memiliki sentuhan pribadi (personal touch) yang meninggalkan kesan positif. 

6) Kunjungan fisik jika dimungkinkan adalah yang paling afdol (yang terbaik). Tentu saja tetap harus perhatikan prokes (protokol kesehatan). Biasanya karena melepas rindu dan terbawa serunya suasana, kita abai pada hal ini. 

Ingatlah, walaupun bertemu dengan orang yang sudah KENAL, tetap disarankan pakai masker selama berbicara. Jangan segan-segan MENGINGATKAN saudara/teman kita untuk melakukan hal yang sama... untuk kebaikan mereka. Jika bertemu di tempat umum, hindari tempat ramai dan pilih tempat yang relatif sepi (aspek physical distancing).

 Jika terpaksa bertemu di tempat tertutup (indoor), perhatikan 3 faktor VDJ : Ventilasi di dalam ruangan itu, Durasi selama di dalam ruangan dan Jarak antar orang di dalam tempat itu. Jangan sampai silaturahmi mengabaikan keselamatan pribadi dan lingkungan. Tentunya kita tidak mau tertular atau menularkan orang-orang yang kita kasihi. 

7) Pada saat kondisi pandemi yang sedang memburuk seperti sekarang ini, HINDARI "godaan" New Normal untuk kumpul ramai-ramai. Kembali melakukan Arisan, Reuni, Hang-out (kongko) rame-rame atau Jalan-jalan bareng setelah sekian lama,  kelihatannya ide yang baik... Tapi dalam situasi sekarang, sesungguhnya hal itu lebih banyak mudharatnya dari manfaatnya. Pastinya tak ada yang mau "melepas kangen" berhaha-hihi ria, tapi sesudahnya "membawa pulang" virus. Amit-amit... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun