Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunda

8 Maret 2023   08:55 Diperbarui: 8 Maret 2023   08:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namanya ramai di media sosial
Lalu makin populer di media konvensional
Televisi mengejarnya
Berita memuat ceritanya

Seketika viral di mana-mana
Orang-orang menontonnya
Selebriti ingin kenal dengannya
Sebagian ingin mendompleng namanya

Dia perempuan paruh baya
Tinggal sendiri di negeri Eropa
Bergaya sesukanya
Berlagak apa adanya
Sepi sendiri tak mengapa
Asal keluarga di kampung halaman tak kekurangan

Meski tinggal antar negara
Dia tetaplah Indonesia
Masih fasih berbahasa Indonesia
Masih lapar jika tak makan nasi
Suka makan nasi padang
Berjoget dan berdendang
Menghibur hati
Jauh di perantauan

Teknologi membuka jalan
Membuatnya jadi tontonan
Banyak yang suka
Membuka jalan rejeki
Ada yang dengki
Karena iri hati

Dia gadis kecil dari desa
Gadis kecil yang berani menantang dunia
Meski terseok dan terlunta
Kadang alpa dunia dan tertipu cinta

Hidupnya tidak sempurna
Dia hanya perempuan mencoba bertahan
Dari perjalanan hidup yang tak selalu menawan

Dia perempuan kenyang tempaan
Di tanah Eropa yang penuh kesombongan
Dia perempuan tahan cobaan
Tak malu bekerja rendahan
Tak silau dunia keartisan

Dia hanya ingin bahagia
Bahagia yang sederhana
Hidup yang sederhana
Tak ada siapa-siapa tak mengapa
Sejatinya pertanggungjawaban hidup adalah kesendirian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun