Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Faktor X Bikin Harga Rumah Tak Masuk Akal

6 Januari 2022   09:00 Diperbarui: 6 Januari 2022   14:57 2120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembangunan perumahan. Sumber: Kementerian PUPR via Kompas.com

Pangan, sandang, papan, tak dapat ditawar merupakan kebutuhan pokok manusia. Yang membedakan antar tiap manusia adalah kualitas yang dikonsumsi atau yang digunakan.

Manusia berduit akan memilih pangan, sandang, dan papannya yang lebih layak, lebih bagus, dan lebih berkualitas. Sedangkan manusia dengan duit terbatas maka akan putar otak bagaimana membagi penghasilan dengan kebutuhan.

Papan atau rumah menjadi kebutuhan pokok yang lebih susah untuk dipenuhi oleh manusia bahkan hingga saat ini. Masalah tempat tinggal alias rumah adalah masalah global di banyak negara. Manusia yang semakin banyak tapi lahan semakin sempit hanya salah satu penyebabnya. 

Rebutan fungsi lahan untuk pertanian, industri, dan fungsi-fungsi lainnya pun tak bisa terhindari. Belum lagi berbicara tentang ketepatgunaan dan efisiensi penggunaan lahan masih tidak direncanakan dengan baik oleh pembuat kebijakan di berbagai negara.

Indonesia salah satunya di mana kebutuhan rumah selalu meningkat tajam sedangkan pasokan tak pernah bisa cukup. Masih banyak masyarakat yang tidak punya kemampuan untuk memperoleh rumah di era sekarang yang entah dengan perhitungan seperti apa harga rumah di sini sangat tinggi bahkan sudah sangat over price dibanding dengan di luar negeri berdasarkan tingkat pendapatan.

Sebagian mungkin masih ingat dengan pernyataan Sophia Latjuba dalam sebuah wawancara di kanal YouTube TS Media bersama Luna Maya yang sempat ramai di media sosial. Sophia mengatakan, "I don't own a house. I think Jakarta is overpriced property. It's not worth it the price. Kok bisa harganya sama dengan di Beverly Hills?"

Sophia tentu tidak mengada-ada, harga rumah di bilangan Menteng, Pondok Indah, Kebayoran Baru, atau Kemang bisa dibilang tak berbeda dengan di kawasan elit Beverly Hills di Los Angeles Amerika sana. Sophia pernah tinggal di LA bersama (mantan) suaminya dulu sebelum bercerai dan pulang kembali ke Indonesia.

Ilustrasi pembangunan perumahan | Foto: ekonomibisnis.com
Ilustrasi pembangunan perumahan | Foto: ekonomibisnis.com

Keputusannya tersebut juga didasari bahwa ia bukan tipe orang yang betah berlama-lama di suatu tempat alias bosanan. Sophia memilih untuk menyewa dan mengisi dengan perabot yang dia suka. Setelah dua tahun lalu pindah ke tempat lain untuk berganti suasana dan perabot. 

Pernyataan Sophia tentang harga properti di Jakarta disetujui oleh pelaku bisnis properti bahkan jika dibandingkan dengan perhitungan harga rumah berdasarkan World Bank Time to Act 2019, harga rumah di Jakarta lebih mahal dibandingkan di New York, London, Bangkok, Singapura, dan Kuala Lumpur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun