Pertama untuk belanja kita bisa menggunakan aplikasi belanja yang tinggal pencet di HP, barang akan datang di depan pintu. Begitu juga urusan bersih-bersih rumah, ada layanan kebersihan yang bisa dipanggil hanya saat kita butuh. Urusan cucian pun demikian, sudah banyak laundry kiloan.Â
Nah, yang ribet mungkin urusan anak apalagi jika kedua orangtuanya sama-sama bekerja. Di sini tidak mudah untuk menyerahkan pengurusan anak pada orang lain khususnya anak yang belum bersekolah. Selain urusan anak itu untuk keluarga kecil dan rumah standard (baik rumah tapak ataupun apartemen) sepertinya kebutuhan ART sudah tidak relevan lagi di zaman ini.
Tentu ini pendapat pribadi tapi melihat hal seperti ini bisa dan wajar dilakukan di tempat lain (negara lain) kenapa tidak bisa dilakukan di sini?
Jawabannya bisa macam-macam tergantung dari mana kita mengambil sudut pandang. Mau jawaban akademis berlatar budaya pun bisa. Mau jawaban humoris nan sarkas pun bisa. Seorang kolega bule saya pernah bilang fenomena ART di Indonesia itu pertama karena prestis dan kedua karena malas.
Mungkin benar mungkin juga salah jangan terlalu diambil pusing. Pilihan ada di tangan Anda mau pakai ART atau tidak. Dua-duanya ada kelebihan dan kekurangannya termasuk konsekuensinya.
Pusing karena urusan ART? Ada pilihan lain, kerjakan sendiri dan pakai jasa out sourcing hanya jika dibutuhkan saja.