Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ngopi Bersama Presiden

5 Oktober 2021   12:06 Diperbarui: 5 Oktober 2021   13:02 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soekarno ngopi bersama rakyat | Foto: kumparan.com

Ada rasa haru memandang foto ini. Melihat dirinya  bercengkrama akrab dengan rakyat. Menyeruput kopi bersama. Tertawa bersama.

Duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Kopinya sama. Peci pun juga. Ah, kala itu saat bangsa masih miskin, saat semua masih berjuang demi sebuah kemerdekaan. Semua terasa tak bersekat.

Semua bisa memanggilmu, Bung!
Tak perlu embel-embel yang mulia, yang terhormat, atau apa pun itu.
Apa kabar, Bung?
Merdeka, Bung!

Bukan. Bukan bermaksud tak sopan. Bukan bermakna kurang ajar. Sebaliknya itu adalah tanda kedekatannya pada kami. Kami berjuang bersama-sama. Meski di tempat berbeda dan cara yang berbeda.

Tujuan kita sama. Merdeka dari penjajahan bangsa lain. Berdiri tegak di atas kaki sendiri. Menghirup udara kebebasan di tanah air sendiri.

Tak takut melangkah bersama dengan bangsa lain. Tak minder berdiri bersama bangsa lain. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Respek antar sesama manusia.

Kopi adalah minuman diplomasi kami. Kopi adalah hasil bumi kami. Dari warung kaki lima hingga hotel bintang lima. Kopi adalah jembatan komunikasi.

Bung, semoga kita bisa minum kopi bersama. Suatu saat. Di tempat berbeda. Di suasana berbeda. Di keadaan yang semua tampak sempurna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun