Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

The Heartbeat of Toba: Menapak Tanah Leluhur

23 September 2021   07:20 Diperbarui: 23 September 2021   07:23 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerome sedang hiking di sebuah hutan yang penuh dengan vegetasi, dari pepohonan tinggi menjulang, rimbunan perdu, lalu savana yang hijau membentang. Jerome memandang ke sekeliling, alangkah indahnya tempat ini. Sinar mentari terang, langit biru jernih, awan putih bergumpal-gumpal seakan kapas yang mudah diraih.  

Tiba-tiba pijakan tanah yang di kakinya bergetar disusul dengan retakan yang terjadi di sana-sini. Jerome menyadari ada sesuatu akan terjadi tapi tak ada tempat berlindung. Jerome berlari sekuat tenaga. Ia melompat menghindari tanah yang tiba-tiba menganga seakan ingin melahap tubuhnya.

Jerome berlari semakin kencang. Bunyi dentuman bersahutan. Lelehan lahar panas tampak menjalar. Jerome berlari dan berlari hingga seluruh tubuhnya basah. Bersamaan dengan ledakan tampak api dan segala isi yang terkandung di dalam bumi menghambur ke angkasa.

Jerome berteriak. Tubuhnya terlontar bersama dengan bebatuan, pasir, dan semua material yang ada di bumi. Tubuh Jerome ibarat sehelai daun kering yang diterbangkan angin. Jerome menangis sejadi-jadinya. 

Jerome terbangun. Tubuhnya basah kuyup. Ia bermimpi. Mimpi yang membuat jantungnya berdegup kencang. Mimpi yang membawanya bertanya tentang asal usul tanah moyangnya. Tangis Jerome kembali pecah. Tapi kali ini bukan menangis ketakutan tapi karena haru dan rindu.

***

Dagoberto Jerome Purba namanya. Jerome, nama panggilannya. Ia berusia 23 tahun dan  baru saja lulus menjadi sarjana teknik listrik dari sebuah universitas di Berlin Jerman. Dia lahir dan besar di Jerman dari Ibu berasal dari Jerman dan Bapak berasal dari Sumatera Utara, Indonesia. Bapak dan Ibunya meninggal karena kecelakaan saat dia berusia 10 tahun yang membawanya tinggal di panti asuhan hingga umur 18 tahun. Sejak itu Jerome tinggal sendiri, kuliah dan bekerja.

Selama ini tidak ada kesempatan untuknya mengenal asal usulnya dari pihak ayah. Dari penampilan luarnya pun Jerome tampak lebih bule dibanding anak campuran. Hingga mimpi itu datang dan dia memutuskan untuk berkunjung ke tanah leluhurnya. 

Jerome membaca literatur bahwa Toba, daerah asal ayahnya pernah terjadi peristiwa yang letusan maha dahsyat dari sebuah Gunung Api Purba Toba, sekitar 75.000 tahun yang lalu. Akibat yang ditimbulkan bagai kiamat dimana sebagian besar planet bumi tertutup debu tebal yang membumbung ke angkasa. Populasi homo sapiens menyusut hingga 60%. Banyak flora dan fauna mati sehingga mata rantai makanan pun terganggu.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun