Mohon tunggu...
Saepiudin Syarif
Saepiudin Syarif Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Jualan Soto di New York

14 September 2021   09:57 Diperbarui: 15 September 2021   09:34 2883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New Yorker antri membeli makanan di food truck. Foto: gotravelly.com

Soto Padang, Soto Betawi, Soto Bandung, Soto Kudus, Soto Sokaraja, Soto Lamongan, Coto Makassar, Soto Banjar, adalah sebagian nama masakan soto yang diikutkan dengan nama daerah asal.

Ada juga menu masakan yang tidak menggunakan kata "soto" tapi sebenarnya bisa dimasukkan ke dalam kategori makanan berkuah dengan bahan utama protein yang kaya akan rempah seperti Empal Gentong dan Empal Asem Cirebon, Tongseng dan Tengkleng Solo, Kuah Kari Aceh, Kuah Ikan Kuning Papua, dan lain-lain.

Keanekaragaman tersebut di satu sisi adalah kekayaan tapi di sisi lain juga adalah hambatan dalam konteks "menjual" makanan Indonesia di luar negeri.

Jika Thailand punya Tom Yam dan Vietnam punya Pho yang sudah tersebar dan terkenal di banyak negara maka untuk makanan berkuah Indonesia punya soto.

Tetapi, pertanyaannya soto mana yang bisa dijadikan representasi Indonesia di luar negeri?

Hal yang sama dengan makanan Indonesia lainnya seperti Gado-gado, Rendang, dan Sate yang juga terkenal enak, disukai, dan banyak jadi menu andalan di restoran atau warung makan Indonesia di luar negeri.

Tapi lagi-lagi tidak ada resep yang sama persis, semua tergantung resep masing-masing pemilik warung.

Selain itu karena skalanya masih UMKM alias restoran atau warung Indonesia di luar negeri masih punya perseorangan atau keluarga sehingga sistem waralaba yang masif belum dijalankan.

Seandainya ada restoran atau warung makanan Indonesia yang mirip dengan KFC, McD, dan The Halal Guy. Seandainya ada makanan Indonesia yang dijual di jaringan seperti 7 Eleven dengan standar yang baik, rasa yang otentik dan cabang yang tersebar di banyak tempat di dunia, bisa dipastikan kuliner nusantara akan menjadi sumber devisa besar bagi negara.

Tentu saja ini akan membawa efek bola salju bagi industri lainnya seperti pertanian, pengolahan, pengepakan, cargo, dan tenaga kerja.

Sekarang saatnya berkhayal dulu. Jika saya punya kesempatan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri maka saya akan membuatnya di New York sebagai cabang pertama sebagai proyek percontohan untuk model yang bisa diwaralabakan ke seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun