Mohon tunggu...
Pither Yurhans Lakapu
Pither Yurhans Lakapu Mohon Tunggu... Penulis - Pemitra (pejuang mielitis transversa)

Penulis buku "TEGAR!; Catatan Perjuangan Melawan Mielitis Transversa". Twitter: @pitherpung, blog: https://pitherpung.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Parodi] Seandainya Perang Kolbano Terjadi Tahun 2021

21 Mei 2021   08:50 Diperbarui: 21 Mei 2021   09:10 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain tempat wisata Bukit Fatuhan -Kolbano  | Sumber: fakta-tts.com

| Parodi ini dilatarbelakangi oleh artikel Hancurnya Keindahan Alam Kebanggaan Kolbano oleh Dana Desa |

KALAU saja perang Kolbano, NTT, tidak terjadi pada tahun 1907 tapi tahun ini maka "para meo" akan menang telak. Berikut alasan dan perbandingannya.

 Perang Kolbano 1907 (Fakta) 

Di kawasan Pantai Fatu Han-lah Boi Kapitan bersama Pehe Neolaka, Esa Taneo, Le'u Sabuna, Foni La'sen, Taela Kause, Kese Nenotaek dan puluhan meo (laskar) Kolbano lainnya bersiaga penuh selama lebih dari seminggu untuk mengadang serangan balik Belanda pada perang Kolbano tahun 1907.

Senjata andalannya adalah senapan tumbuk dan leu' musu (obat musuh) yang ditanam di jalan-jalan setapak di sekitar Fatu Han seperti Fatu Kleo, Oeboin, Fatu 'Pen Ika', Nisnu, Bia O'of, dan lain-lain.

Sebelumnya, pada 26 Oktober 1907, 20 orang serdadu Belanda diserang di Oemnasi Haen-Kolbano ketika mereka datang untuk menagih denda sebesar f. 500 rupiah kepada pemimpin Kolbano, Boi Kapitan (Boi bermarga Boimau, sedangkan Kapitan hanyalah julukan).

~ Rupiah di sini bukan nama mata uang tapi pecahan uang yg berlaku saat itu, bahasa daerahnya lapeo. Terbuat dari perak dan nilainya berada di bawah ringgit (panasmat) sebagai pecahan terbesar ~

Dari 20 orang  itu, 16 orang berhasil dibunuh sedangkan 4 orang lainnya meloloskan diri. Lalu, hanya 1 orang yang berhasil kembali ke markas Belanda di Kapan dan melaporkan insiden di Kolbano. Atas laporan itulah Belanda segera melakukan serangan balik.

Boi Kapitan telah memimpin para meo untuk mengadang di kawasan Fatu Han (kini lebih populer sebagai tempat wisata pantai Fatu Un). Leu' musu ditanam di semua ruas jalan yang kemungkinan dilewati pasukan musuh.

Penentuan Fatu Han sebagai lokasi penyergapan dan waktu kedatangan Belanda diprediksi lewat  ritual ote 'naus oleh para dukun yang diulang selama dua kali. Strategi penyergapan disusun bersama Meo Naek Tua Lakapu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun