Mohon tunggu...
Piter Julius Vero
Piter Julius Vero Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Be a Good Moslem or Die as Syuhada

Sebaik-baik aku, lebih baik dirimu. Seburuk-buruk kamu, lebih buruk aku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman Diantar Sekolah oleh Orangtua dari Sudut Pandang Anak

30 Juni 2016   17:40 Diperbarui: 30 Juni 2016   17:43 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih terbayang betul ingatan kala pertama kali langkah polos ini berjalan menuju sekolahan, ditemani seragam merah putih kebesaran ( seragamnya memang ukuran besar, biar nanti tidak beli lagi kalau sudah diatas kelas 1. ) . Saat itu wajahnya belum memiliki banyak keriput seperti sekarang,hanya saja senyuman hangatnya masih seperti dulu kala pertama kali ia mengantarku saat hari pertama sekolah. 

Mak, aku ingin sekolah mak..biar bisa main sama teman2 kataku waktu itu. Dengan kesabaran seorang ibu ia menjawabku, ia..udah Mak daftarkan kok..besok pagi Mak temani kesekolah.

Esok paginya aku begitu antusias, sebagaimana bocah kecil yang biasanya malas untuk mandi pagi, namun tidak pada hari itu. Aku bangun subuh dan memaksa Mak untuk segera berangkat kesekolah.

Mentari belum begitu jelas terlihat, namun ia dengan setia menemaniku berjalan menuju sekolahan. Sesampainya didepan gerbang sekolah,mendadak aku merasa cemas namun karena tak ingin dimarahi akupun tetap memberanikan diri untuk masuk ke ruang kelas. 

Aku begitu bahagia belajar untuk pertama kalinya dengan ditemani oleh Mak yang menunggu didepan hingga jam pelajaran selesai bahkan hingga aku pulang. 

 Sebagai seorang anak, ia akan memiliki rasa tanggung jawab jika hari pertama sekolah diantar langsung oleh orang tua, kenangan itu tetap aku ingat sampai sekarang dimana aku sudah menjadi mahasiswa. Meski hanya hari pertama Mak mengantarku kesekolah dan hari kedua dan seterusnya ia menyuruhku untuk berangkat sendiri. Awalnya aku merasa kesal kenapa mak tak selalu menemaniku kesekolah, namun ketika aku sudah beranjak dewasa ternyata hal itu karena agar anaknya bisa mandiri dan memiliki tanggung jawab untuk sekolah tinggi. Mak aku bukanlah tamatan sarjana , ia bisa dibilang gaptek dalam hal terupdate. Namun jiwa keibuannya sangatlah tinggi, ia tahu betul bagaimana mengajarkan anaknya hal yang baik dan bermanfaat. 

Saat menulis artikel ini , aku tahu harusnya yang membuatnya adalah Mak yang telah mengantarku pada saat hari pertama sekolah. Namun ia sudah tua, usianya sudah 65 tahun dan blog pada zamannya belum ada. Aku tulis ini mewakili beliau sebagai Mak dan berdasarkan pengalaman pribadiku sebagai seorang anak yang telah merasakan manfaat dari hari pertama sekolah diantar oleh orang tua. Selain mengantar langsung, kesekolah ia juga memberikanku pesan agar aku bisa menjaga diri dan nama baik keluarga.

Dear orang tua, janganlah terlalu sibuk dengan rutinitasmu hingga engkau mengabaikan hak anakmu untuk mendapatkan kasih sayang. Sempatkanlah satu hari untuk mengantar anakmu kesekolah, karena ketika anakmu nanti dewasa ia akan berusaha untuk tidak mengecewakan harapanmu yang dengan susah payah meluangkan waktu sebentar untuk mengantar anak pada hari pertama sekolah. semoga artimel ini menjadi inspirasi bagi para orang tua dan calon orang tua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun