Mohon tunggu...
Piter Julius Vero
Piter Julius Vero Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Be a Good Moslem or Die as Syuhada

Sebaik-baik aku, lebih baik dirimu. Seburuk-buruk kamu, lebih buruk aku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kami Tak Ingin Dikenal dengan Cara Seperti Ini!

30 Juni 2016   09:58 Diperbarui: 30 Juni 2016   13:37 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raflesia Arnoldi yang merupakan Bunga khas provinsi Bengkulu

Masih lekat di ingatan kita tentang tragedi yang menimpa Yuyun, gadis belia berumur 14 tahun yang menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan 12 pemuda di Bengkulu. Ironisnya, pemuda tersebut berada di bawah pengaruh minuman beralkohol dan sering menonton video porno. Hal tersebut menunjukkan krisis mental pada generasi muda Indonesia. Padahal masa depan Indonesia bergantung pada pundak generasi muda : Baca Selengkapnya .

Siapa tidak kenal Yuyun ? pasti semua orang kenal dengan sosok gadis belia ini yang meninggal secara mengenaskan di semak-semak belukar setelah diperkosa oleh 14 pemuda yang rata-rata masih dibawah umur. Hampir semua media baik cetak maupun elektronik menyoroti kasus ini secara khusus, Bengkulu yang selama ini jarang diketahui oleh warga Indonesia , sekarang menjadi " Terkenal " dan banyak diperbincangkan dimanapun.

KAMI TAK INGIN DIKENAL DENGAN CARA SEPERTI INI !!!

Ya, itulah teriakan dari generasi muda Bengkulu yang belakangan ini selalu disorot media dari sisi negative setelah kasus Yuyun beberapa bulan yang lalu, saya sendiri selaku Mahasiswa dan Generasi Muda yang berasal dari Bengkulu merasa kecewa karena Provinsi tercinta kami dikenal banyak orang karena pemberitaan berbau kriminal dan sadis, Kota kecil kami yang dulunya dikenal karena adanya tumbuhan puspa langka Bunga Rafflesia Arnoldi sekarang dikenal semua masyarakat Indonesia sebagai " Provinsi Berawal terkuaknya kasus kriminal serupa ". 

Pemberitaan media yang setiap hari membahas tentang Yuyun selain memberikan dampak Psikis juga memberikan trauma mendalam bagi keluarga yang mengakibatkan keluarga Yuyun mengungsi demi keselamatan dirinya. Setelah kasus Yuyun terungkap, mediapun mulai ikutan dihebohkan oleh kasus kekerasan seksual serupa dari berbagai daerah diIndonesia.

Padahal, Generasi Muda di Bengkulu banyak yang memiliki prestasi, seperti Bapak Budi Waluyo yang merupakan putra asli daerah Bengkulu berhasil mendapatkan S2 dan S3 di luar negeri atau puspa langka khas Bengkulu yaitu Bunga Raflesia Arnoldi yang sedang mekar di Tabah Penanjung.

Teman kampus saya sedang berpose depan Bunga Rafflesia Arnoldi yang saat ini sedang mekar sempurna
Teman kampus saya sedang berpose depan Bunga Rafflesia Arnoldi yang saat ini sedang mekar sempurna
Namun ternyata kami lebih dikenal hanya karena kegagalan 14 orang pemuda dibawah umur dalam membentuk mental dan reproduksi yang baik , ( Baca juga artikel materi tentang MEMBANGUN KUALITAS  KESEHATAN REPRODUKSI DAN MENTAL REMAJA INDONESIA ). Dari materi artikel tersebut, keluarga memiliki peran penting dalam membentuk mental dan sistem reproduksi yang baik, apakah kami generasi muda Bengkulu gagal dalam memahami dan menerapkan hal tersebut? Jawabannya TIDAK! 

Kami generasi muda Bengkulu telah diajarkan oleh kedua orang tua bagaimana cara memperlakukan seseorang dengan baik dan sesuai syariat Islam. Lantas apakah kedua orang tua para tersangka tidak memberikan hal yang serupa ? Jawabannya juga tidak, sebagaimana yang kita ketahui bahwa tersangka pemerkosa dan pembunuh Yuyun adalah teman Yuyun disekolah SMP, dan tersangka lainnya juga merupakan tamatan minimal SMP, itu berarti mereka sudah mendapatkan didikan dari sekolah selama 9 Tahun, dan 5 tahun mendapatkan pengajaran dari keluarga sebelum mereka masuk Sekolah Dasar.

sumber : Pemateri dan Slideshow Panitia
sumber : Pemateri dan Slideshow Panitia
Kalau begitu siapa yang salah ? Jawabannya adalah Peraturan Daerah atau Perda yang salah, kasus kekerasan dan kejahatan seksual Yuyun tidak akan pernah terjadi jika Perda tentang minuman Tuak diterbitkan dan dijalankan oleh Pemerintah. Jika kompasianer singgah ke Bengkulu, maka akan mendapati fakta bahwa minuman Tuak yang sudah dijelas-jelas termasuk minuman yang memabukkan dijual bebas dan kebanyakan pembelinya merupakan kalangan anak muda yang tidak tahu dan gagal dalam memahami ilmu Agama Islam . 

Tak hanya Tuak, Provinsi kami juga sering disorot oleh media lokal karena banyaknya Warung Remang-remang ( Warem ) yang baru berdiri terutama di Kabupaten tempat saya yaitu Kabupaten Seluma,tepatnya dikawasan Kecamatan Ilir Talo . Apakah kami warga Seluma setuju? apakah generasi Muda kami setuju dengan adanya Warem yang dengan bebas menjual miras dan Tuak ? Tentu saja tidak !! apakah kami bisa berbuat banyak untuk menghentikan hal tersebut ? jawabannya lagi lagi adalah TIDAK !! Warga kami sudah geram dengan pendirian Warung Remang-remang tersebut yang meski sempat disegel oleh Satpol PP seluma namun hingga kini  tempat prostitusi terselubung tersebut kembali buka dan bisa saja menjadi tempat berawalnya dan dimulainya kekerasan serta kejahatan. 

Selain hal diatas, ada hal lain yang membuat saya kecewa yaitu saat memperkenalkan diri atau saat ditanya asal darimana? Saya jawab saya berasal dari Bengkulu... Tempat yuyun itu ya? Hehe..iya jawab saya dengan nada pelan karena malu Provinsi kami dikenal hanya karena kesalahan 14 pemuda dalam mengerti ilmu Agama,malu bukan karena Yuyun namun karena ulah bejat segelintir orang tersebut.

Jika boleh memilih, kami generasi muda Bengkulu menolak untuk dikenal dengan cara seperti ini. Kami ingin dikenal karena prestasi dan karena kebaikan.

Untukmu Yuyun, selamat jalan...do'a kami senantiasa bersamamu,engkau akan selalu hidup dalam memori dan kenangan kami generasi muda Bengkulu...perjuanganmu untuk tetap sekolah meski dengan biaya apa adanya dan berjalan kaki akan menjadi motivasi kami untuk terus berkarya dan tak mengeluh dengan kerasnya dunia ini.

 

KAMI TAK INGIN DIKENAL DENGAN CARA SEPERTI INI !!! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun