Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hopkins dan Maria!

26 Juni 2020   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2020   00:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://medium.com/@stevenewman.

Dear Friend!

Bagaimana kabarmu,

Tentu kamu memiliki banyak waktu luang di masa liburan ini. Setidaknya, seperti yang kualami---menghabiskan waktu untuk menulis surat untukmu. Entah yang ke berapa, aku tak tahu.

Sahabatku! Suatu ketika dalam sebuah perkuliahan tentang pemikir-pemikir Indonesia, di ujian akhir, dalam bentuk Paper, saya berkesempatan menulis tentang Pramoedya. Namun mungkin menulis tentang Pram, tidak dapat memperkaya. Akhirnya, saya memutuskan untuk menulis Pram dalam perbandingannya dengan Uskup Sao Felix, Mgr. Pedro Casaldaliga, CMF. 

Tulisan tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam jurnal yang bertemakan bersastra pembebasan. Seorang teman di kampus, kemudian tertarik lalu mengajak berdiskusi. Dia menyarankan saya untuk mengeksplorasi pemahaman ke sastra namun yang lebih humanis. 

Di situ, dia menyebut Gerard Hopkins, eks Anglikan yang lalu bergabung dengan Yesuit. Memang jika dengan standar Yesuit abad XIX, Gerard Hopkins pasti tampak biasa. Yang membuat saya tertarik adalah soal kematiannya akibat Tipus pada 1889, dengan usia yang masih sangat produktif, 44 tahun di Irlandia. Dia, tentu saja, juga seorang penyair seperti Pram dan Casaldaliga.

Robert Bridges pada 1989 pun pernah menerbitkan volume yang berisi sebagian besar puisi Hopkins. Saya yakin, keluarga Jesuit bangga dengannya. Di mana pun ia berada di antara penyair Inggris abad ke-19, ia pasti yang paling khas, "seorang penyair Jesuit daripada seorang penyair yang kebetulan menjadi Jesuit" tulis Alfred Thomas dalam Hopkins the Jesuit. 

Sayangnya, betapa sedikit penelitian arsip yang cermat dari teman saya ini tentang mengapa Hopkins menarik untuk dipelajari. Saya menduga, mungkin karena bagi publik sekuler, Hopkins eksotis: puisinya menjadi terkenal bersamaan dengan pembaruan teologi dan spiritualitas yang mencapai puncak dalam Vatikan II. Perkembangan ini tentunya memengaruhi cara orang Katolik membaca Hopkins (seperti teman saya). 

Layaknya para Jesuit mulai memikirkan Ignatius bukan hanya sebagai seorang disiplin militeristik tetapi lebih sebagai seorang humanis liberal, kontemplatif dalam tindakan, dan yang dapat menemukan Tuhan dalam segala hal, demikianlah Hopkins memberi makan perubahan yang lebih luas dalam kepekaan religius.

Untuk sebagian besar, puisi  Hopkins memiliki judul pendek dan ekspresif: 'Hurrahing in Harvest', atau 'The Windhover', atau 'The Lantern out of Doors'. Judul-judul seperti itu memiliki kedekatan yang mengundang pembaca mendengar apa yang didengar penyair. Dalam keputusasaanya kala puisinya 'The Wreck of the Deutschland ' ditolak oleh The Month, Hopkins mengatakan:

"Ketika seseorang telah memberikan dirinya untuk pelayanan Tuhan, ketika ia telah menyangkal dirinya sendiri dan mengikuti Kristus, ia telah menyesuaikan diri untuk menerima dari Allah bimbingan khusus, pemeliharaan yang lebih khusus. Jika saya menunggu bimbingan semacam itu, melalui saluran apa pun yang disampaikan, tentang apa pun, tentang puisi saya misalnya, saya melakukan lebih bijak dalam segala hal daripada mencoba melayani minat saya sendiri. Sekarang, jika Anda menghargai apa yang saya tulis, jika saya melakukannya sendiri, Tuhan lebih dari itu.".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun