Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Amerika Latin dan Hollywood

2 Maret 2020   08:46 Diperbarui: 2 Maret 2020   08:47 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: stretchless.com

Catatan Akhir: Popular Religion

Perjalanan dialektis Amerika Latin dalam kanca Hollywood membuat kita menyadari bahwa kecerdasan dan skill tidaklah cukup untuk peradaban sekarang. Kita membutuhkan kesabaran untuk belajar sesuatu yang baru untuk siap mendugai masa depan. Lebih dari itu, konsekuensi pop culture tidak hanya menelurkan aneka kreativitas manusia. Pop Culture juga memengaruhi presepsi orang tentang keagamaan yang berwujud dalam sikap iman. Saat ini, paradigma dualisme tubuh dan jiwa dalam ajaran keagamaan berganti menjadi fisik dan moral dalam konteks populer (diskriminasi, ragam kriminalitas, dan patologi sosial lainnya). 

Oleh karenanya setiap orang harus berbicara tentang Tuhan dengan mata yang melihat ke bumi. Tidak cukup pop culture, kita butuh popular religion. Di Amerika Latin antara 1960-1985, kelompok-kelompok Protestan tumbuh atas dasar ekspansi pentakostalisme dengan total populasi dari 2,5% menjadi 5,5% di Argentina, 1% menjadi 7,6% di Bolivia, 10,8% menjadi 20,5% di Chili, 0,7% menjadi 3,1% di Kolombia, 3% menjadi 20,4% di Guatemala, dan dari 7,8% menjadi 17,4% di Brasil. 

Gerakan yang internasional membuat mereka ditemukan dalam komunikasi modern dan organ teknologi. Dapat dibayangkan, jaringan gerejawi transnasional mengembun menjadi produk industri budaya dan menjadi iklim evangelis global. Semua itu didasarkan pada elemen yang paling mendasar dalam identitas mereka, yakni Roh Kudus (Pablo Semn:1997,9-14). Bukankah Gereja Katolik sejak Konsili Vatikan II juga mengamini hal yang sama, bahwa kemajuan-kemajuan hasil kreativitas dari olah pikir manusia saat ini juga merupakan tanda bahwa angin masih berhembus?

Bibliografi

Canclini, Nstor Garca., 1989 Culturas hbridas: Estrategias para Entrar y Salir de la Modernidad (Meksiko: Grijalbo). 

McAlister, Melani., 2000 Epic Encounters: Culture, Media, and US Interests in the Middle East since 1945, (Berkeley: University of California Press).

Schelling, Vivian., 2000 "Introduction: Reflections on the Experience of Modernity in Latin America" dalam Through the Kaleidoscope: The Experience of Modernity in Latin America, (London: Verso).

Shaw., Lisa-Stephanie Dennison., 2005 Pop Culture Latin America: Media, Arts, and Lifestyle, (USA: ABC Clio).

Naomi Rosenblatt, "Orientalism in America Popular Culture", Penn History Review, Volume 16 Issue 2 Spring 2009.

Pablo Semn, "Religin y Cultura Popular en la Ambigua Modernidad Latinoamericana", Nueva Sociedad No. 149 Mayo-Junio 1997.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun