Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Elia Si Mistikus!

11 Desember 2019   08:53 Diperbarui: 11 Desember 2019   08:57 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Horeb, Elia berada dalam ketakutan yang amat besar karena kematian akan menghampirinya. Yang terjadi adalah "ada angin besar nan kuat yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, namun Tuhan tidak ada di situ. Sesudah angin, datanglah gempa, dan Tuhan pun tidak ditemukan di dalam gempa itu. Dan sesudah gempa, datanglah api, dan Tuhanpun tidak ada di dalam api itu. Dan sesudah api, datanglah angin sepoi-sepoi basah, Elia lalu menyelubungi mukanya dengan jubah dan beridiri di pintu gua". Ironi!

Elia sebagai mistikus

Kisah di gunung Karmel membuat kita banyak mengagumi figur Elia. Bahkan dalam kalangan bangsa Israel saat itupun langsung menyatakan bahwa Yahweh-lah Allah atas Israel dan bukan baal. Namun siapa pernah menyangka jikalau kisah itu diakhiri dengan ketakutan akan kematian yang dialami Elia. Ia diburuh oleh Izebel hingga Horeb menjadi perhentian untuk memohon kuasa Allah lagi sebagaimana yang Ia tunjukan di gunung Karmel.

Tidak heran jika  perjalanan ke Horeb, Elia banyak mengeluh, tenaganya habis oleh tekanan dan ketakutan. Ironinya lagi, kala ia tiba di Horeb, Allah bahkan tidak ditemukan dalam kekuatan-kekuatan luar biasa sebagimana di Karmel.

Dapat dibayangkan, api yang saat itu diperintahkan Elia atas nama Yahweh untuk melahap persembahannya dan mempermalukan nabi-nabi Baal, justru di dalam api yang sama di Horeb Allah tidak ditemukan. Dan setelah api tersebut, munculah suara yang lebih tenang dalam angin sepoi-sepoi basah, dan Allah berada di sana.

Kini Allah tidak lagi menunjukkan kepada Elia kemahakuasaan-Nya yang dapat membantu Elia menghadapi musuh-musuhnya. Allah tampak sebagai sesuatu yang lebih tenang, seolah tak berkuasa. Bahkan Allah memberikan pertanyaan yang mencengangkan, "Apakah kerjamu di sini Elia?" dan setelah Elia menjawab mengenai segala ketakutannya, Allah menyuruhnya, "pergilah, kembalilah ke jalanmu...." (19,15).

Kendati demikian, dinamika di gunung Horeb, menjelaskan bahwa pengalaman Elia merupakan pengalaman mistis. Mengapa disebut sebagai pengalaman mistis, karena di dalam pengalaman di Horeb terlebih khusus dalam rangkaian fenomena yang ditampakan Allah, Elia merasa bahwa kehendaknya sendiri ditangguhkan, Elia diraih dan disandra oleh kuasa yang jauh lebih superior darinya. Dan berhadapan dengan kuasa itu, Elia tidak bisa tidak, hanya dapat menyerahkan diri secara total di dalam penyelenggaraan-Nya (M. Beauregard: 2009,226).

Dengan simbol menyelubungi muka dan berdiri di depan Gua, Elia tidak hanya menunjukkan ketakpantasannya, melainkan menjadi the hearer of God. Hanya pendengar. Dan termin mendengar sebetulnya adalah termin teologis yang menggambarkan kepatuhan total dari seorang mistikus.

Kepatuhan yang dimaksudkan adalah, kepasrahan pada yang Transenden, dan membiarkan daya transenden itu sendiri yang membuka dirinya bagi sesuatu yang tak pernah diduga, sehingga seusai mengalaminya Elia tidak hanya mengikuti kehendaknya sendiri, melainkan Allah yang mengutus (Ili.Rriez-re Augusta Curtiss-F. Homer Curtiss: 1936, 32).  

Kembali ke Purwokerto

Berada di puncak OSK Purwokerto tidak hanya untuk bermenung tentang perjalanan Elia. Karena sebetapapun itu, ia tak dapat diulang. Ia kini hanya menjadi Las Traces, yang tak meluputkan seorangpun tanpa meningggalkan kesan yang mendalam bagi mereka. Di era kita, segala sesuatu beredar dengan sangat cepat, antara ketakutan dan kebahagiaan berganti layaknya koran harian. Belum lagi dengan smartphone menjadikan dunia dapat dikontrol lewat genggaman tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun