Mohon tunggu...
Petrus Pit Duka Karwayu
Petrus Pit Duka Karwayu Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Jalanan

Jika kamu tidak bisa membuat orang lain kagum dengan kepintaranmu, maka paling tidak kamu dapat membuat mereka bingung dengan kebodohanmu.

Selanjutnya

Tutup

Film

Warung Tuhan

14 Oktober 2019   21:42 Diperbarui: 21 Oktober 2019   08:52 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam satu kesempatan, saya berkunjung ke Biara CSsR sekadar untuk bertemu dengan beberapa frater yang adalah teman sekelas. Saya ingat, ada seorang teman saya, Fr. Moses yang sedang menonton sebuah film The Encounter, di ruang komputer mereka. Awalnya saya merasa enggan untuk menonton, mana mungkin Yesus menjadi pelayan rumah makan? Keengganan saya itu perlahan berubah menjadi suatu interese kala dengan berat hati kutonton setiap adegan-adegan awalnya. Yah,, biasanya adegan awal itu langsung memberikan sebuah kesan. Saya pun akhirnya mulai menangkap apa maksud dari film tersebut, "Yesus selalu punya cara untuk menjumpai kita", The Encounter. 

Selayang Pandang

Film the Encounter adalah sebuah film yang menceritakan soal sebuah dinamika pejumpaan dengan Yesus yang mengubah. Dikatakan dinamika karena mereka yang datang dan berjumpa dengan Yesus dalam 'rumah makan terakhir' tersebut mengalami suatu transformasi iman yang bertahap: Kayla, Melisa, Hank dan Catherine dan bahkan Nick sang pengusaha sukses yang akhirnya memutuskan dengan sadar, tahu dan mau untuk tidak mempercayai.

Dari segi suasana amat sangat digambarkan lewat penempatan waktu di dalam film, malam hari. Maksudnya adalah mereka-mereka yang datang kepada Yesus dalam restoran perjamuan terakhir tersebut tengah berada dalam suatu krisis hidup yang besar, mereka ibarat tetumbuhan yang layu karena jauh dari sumber air. Lebih ironi lagi, persoalan mereka telah membuat mereka jatuh pada subjektivisme, pembelaan kepentingan ego dan tertutup pada rahmat Allah. Syukurlah, Yesus sang gembala sejati mampu menangkap kecemasan mereka berusaha mengembalakan mereka untuk kembali. Dari kegelapan mereka menuju kapada terang abadi, Yesus sendiri.

Ending dari film tersebut mengisahkan tentang hidup baru yang dimiliki oleh Kayla, Melisa, Hank dan Catherine lewat keputusan mereka untuk tetap 'tinggal' dan mencintai Yesus, serta Nick yang akhirnya harus mati karena lebih mempercayai ke-ego-annya sendiri (dalam film dikisahkan Nick memilih untuk mengikuti Polisi yang adalah Devil).

Dari film ini saya belajar banyak hal, khususnya dari tokoh Nick. Bagi saya dia adalah gambaran manusia zaman ini yang lebih mengutamakan kehebatan, bisnis dan popularitas hingga menumpulkan ketajaman suara hati dalam merasa.

Iman di zaman ini

Film the Encounter tidak hanya menjadi sebuah film biasa yang ditonton sekadar mengisi kegiatan membunuh waktu, tanpa melihatnya sebagai sebuah autokritik bagi peziarahan iman di zaman ini. Saya akhirnya menyadari bahwa betapa sulit orang zaman ini untuk mendeteksi kehadiran Tuhan. Tuhan kini disamarkan dalam kecanggihan media komunikasi yang membuat kita gegana (gelisa, galau, merana) seusai log out, ia disamarkan lewat rutinitas harian yang full of scejule, bahkan sebagai seorang biarawan Tuhan pun sering disamarkan lewat konsep-konsep yang dapat digunakan untuk membenarkan kepentingan pribadi.  

Poin yang menarik adalah, dalam tersamarnya denyut nadi Tuhan dalam diri manusia, Tuhan terus berteriak, Ia berusaha, Ia berinisiatif bahkan lewat fenomena-fenomena sosial yang membuat kita bertanya tentang kehadirannya. Kayla dan Melisa menjadi gambaran umum generasi muda masa kini, Hank dan Catherine menjadi gambaran pasangan pernikahan masa kini, dan Nick sendiri yang menjadi gambaran manusia zaman ini yang berpijak pada sesuatu yang hanya bersifat temboral.

Warung Yesus di Persimpangan jalan

Salah satu scene yang mungkin dapat diingat dari film the Encounter adalah "Warung makan the last chance dinner". Warung itu dibangun tepat di persimpangan jalan sehingga banyak orang yang telah lelah dalam perjalanannya dapat mampir sekadar untuk menghilangkan rasa lapar, haus ataupun dari derasnya hujan dan tempaan cuaca yang menyengat. Warung tersebut menjadi sarana perjumpaan Yesus dengan mereka; Kayla, Melisa, Hank dan Catherine dan Nick sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun