Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Inilah Perbedaan antara Kera dan Monyet

14 Juli 2016   14:42 Diperbarui: 11 Agustus 2016   18:08 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rayap dan serangga termasuk makanan orangutan. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung

Di beberapa tempat tersebutlah seperti Kalimantan dan Sumatera (Indonesia) terdapat satwa yang di sebut kera dan di negara lain seperti di Afrika, Ada pula monyet. Keberadaannya hampir tersebar di sebagian besar wilayah di Dunia. kebanyakan ada yang menyebut kera dengan sebutan monyet dan sebaliknya. Lalu mana sesungguhnya kera dan mana pula yang disebut monyet? Lantas, apa perbedaan antara kedua satwa ini?.

Apa saja satwa yang disebut kera dan apa yang disebut monyet? Pada dasarnya, sebagian besar literatur dan fakta memperlihatkan satwa yang umumnya disebut Kera adalah beberapa satwa yang tidak memiliki ekor.

Di Dunia, tercatat hanya ada empat kera besar yang tersisa atau masih bertahan hidup. Empat kera besar yang ada di dunia tersebut terdapat di dua benua; Afrika dan Asia. Kera besar tersebut adalah Gorilla, Simpanse, Bonobo yang mendiami benua Afrika. Sedangkan kera besar lainnya adalah orangutan, yang terdapat di Asia, lebih tetapnya di Indonesia (Pulau Sumatera dan Kalimantan). Selain itu ada juga kera kecil seperti satwa bernama kelempiau atau owa.

Mengapa disebut monyet? Pada dasarnya disebut monyet, karena satwa tersebut memiliki ekor panjang. Seperti lutung, kelasi, bekantan dan beruk.

Perbedaan kera dan monyet antara lain adalah:

1. Kera                                                           

  • Tidak memiliki ekor                                                                  
  • Ukuran tubuh lebih besar                                              
  • Pergerakan lebih lambat                                                
  • Soliter (sendiri/menyendiri/tidak berkelompok)                                                                      

2. Monyet

  • Memiliki ekor
  • Ukuran tubuh lebih kecil dibandingkan kera
  • Pergerakan lebih cepat dan lincah
  • Hidup berkelompok

Monyet memiliki ekor yang cukup panjang. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung
Monyet memiliki ekor yang cukup panjang. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung
Pada dasarnya, kera dan monyet merupakan satwa yang unik serta memiliki kehkasannya masing-masing. Seperti misalnya, monyet bernama kelasi yang memiliki bulu kemerahan dan si kera kecil bernama kelempiau yang sangat cepat dan lincah. Selain itu juga, orangutan si kera besar yang memiliki tingkat kecerdasan 96,4 % .

Peta sebaran empat kera besar di dunia capture dari majalah great apes survival. Foto dok.Yayasan Palung
Peta sebaran empat kera besar di dunia capture dari majalah great apes survival. Foto dok.Yayasan Palung
Sampai saat ini, beragam populasi dan habitat hidup kera dan monyet berupa hutan semakin tahun semakin berkurang, bahkan dapat dikatakan mereka terancam di habitat hidupnya. Dari tahun ke tahun, jumlah populasi mereka diambang kepunahan terlebih terhadap orangutan di Kalimantan dan Sumatera di (Indonesia) dan kera besar (Great apes) seperti Gorila, Simpanse, Bonobo di Afrika serta kera kecil (Lesser apes) seperti kelempiau owa. 

Terhimpitnya (hilangnya) habitat hidup mereka berupa hutan menjadi salah satu alasan utama keberadaan kera dan monyet dari waktu ke waktu semakin berkurang atau menyusut drastis. Demikian juga yang terjadi pada monyet seperti bekantan dalam ancaman kepunahan, mengingat habitat hidup dari bekantan (Si Hidung Mancung/ Monyet Belanda) habitat hidupnya hanya terdapat pesisir sungai di Wilayah Kalimantan.

Semoga saja kera besar, kera kecil dan monyet serta satwa lainnya yang mendiami bumi ini bisa lestari hingga nanti. Dengan harapan kepedulian dari semua pihak menjadi pilihan utama saat ini yang tidak bisa tawar-tawar.

By : Petrus Kanisius- Yayasan Palung

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun